Bisnis.com,JAKARTA — Agenda pembagian dividen duo emiten Grup Salim PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) akan memasuki periode recording date pada Rabu (10/7/2024).
Berdasarkan keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), rangkaian pembagian dividen INDF dan ICBP untuk kinerja tahun buku akan memasuki cum date di pasar tunai pada Rabu (10/7/2024). Jadwal itu bersamaan dengan periode daftar pemegang saham (DPS) atau recording date.
Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Indofood CBP Sukses Makmur akan melakukan pembagian dividen total senilai Rp2,33 triliun atau setara dengan Rp200 per lembar.
Adapun, pembayaran dividen kepada pemegang saham ICBP akan dilakukan pada 25 Juli 2024.
Selanjutnya, Indofood Sukses Makmur telah memutuskan pembagian dividen Rp2,34 triliun untuk kinerja tahun buku 2023. Dengan demikian, para pemegang saham INDF yang berhak akan mendapatkan jatah Rp267 per lembar.
Rangkaian pembagian dividen Indofood akan memasuki periode cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada Senin (8/7/2024). Selanjutnya, pembayaran jatuh pada 26 Juli 2024.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas sebelumnya mengatakan bahwa sejauh ini ICBP memiliki imbal hasil dividen sebesar 1,94%, sementara INDF mencatatkan dividend yield sebesar 4,54%.
Yield dividen adalah tingkat keuntungan yang muncul akibat investasi di saham suatu perusahaan. Rasio ini biasanya didapat dengan membagi modal pembelian per lembar suatu saham dengan besaran dividen per saham yang diperoleh investor dari saham yang sama.
Menurut Nico, pembagian dividen muncul sebagai pemanis kala kedua emiten milik Anthoni Salim ini dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi dan pelemahan daya beli konsumen.
“Saat situasi dan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, dividen menjadi sesuatu pemanis untuk bisa mendorong pelaku pasar dan investor untuk bisa kembali masuk ke dalam saham ICBP dan INDF,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/7/2024).
Nico menyatakan, meski saham keduanya sedang mengalami koreksi, INDF dan ICBP masih menjadi saham dengan prospek positif baik secara jangka pendek maupun panjang. Hal ini disebabkan saham keduanya cenderung defensif terhadap volatilitas.
Di sisi lain, INDF dan ICBP diuntungkan oleh ketergantungan konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. Oleh karena itu, ketahanan dua emiten ini teruji, meski daya beli dan konsumsi cenderung terbatas akibat kenaikan tingkat suku bunga.
“Meskipun memiliki volatilitas rendah, kami percaya bahwa fundamental INDF dan ICBP masih akan mengalami kenaikan hingga akhir tahun dengan target harga untuk saham INDF Rp7.600 dan ICBP Rp13.100,” ujarnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.