Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.220,88 pada perdagangan Kamis (4/7/2024). Kenaikan indeks diikuti oleh menguatnya saham berkapitalisasi jumbo seperti BBRI, BBNI, dan BREN.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG membukukan peningkatan sebesar 0,34% atau 24,13 poin menuju posisi 7.220,88. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka di posisi 7.196,62 dan mencapai level tertingginya pada level 7.262,83.
Tercatat, sebanyak 351 saham menguat, 207 saham menurun, dan 230 saham bergerak di tempat. Adapun kapitalisasi pasar atau market cap berada pada level Rp12.440,26 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar jumbo, terpantau saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memimpin lewat peningkatan harga sebesar 4,13% menuju Rp4.790.
Posisi tersebut disusul oleh saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang membukukan penguatan sebesar 1,29% menuju level Rp4.710. Adapun saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) naik 0,48% ke posisi Rp10.400 per lembar.
Di sisi lain, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengalami koreksi sebesar 2,31% menuju Rp2.960. Penurunan itu diikuti saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang menurun 1,75% menjadi Rp9.825 per saham.
Baca Juga
Adapun saham top gainers pada hari ini dihuni oleh PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) yang melesat 34,04% ke level Rp126. Posisi ini disusul saham PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk. (SMLE) yang naik 31,03% menuju level Rp76.
Selanjutnya, penghuni saham paling boncos atau top losers adalah PT Colorpak Indonesia Tbk. (CLPI) yang merosot 12,50% ke level Rp1.120. Sementara itu, saham PT Indo Boga Sukses Tbk. (IBOS) ambles 9,94% menuju Rp145 per saham.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa IHSG berhasil ditutup ke level 7.240,76 atau menguat 0,61% pada sesi perdagangan pertama. Sektor teknologi memimpin penguatan sebesar 1,82%.
“Secara teknikal, terbentuk pola rising window serta diiringi dengan pelebaran positive slope pada indikator MACD yang menunjukan adanya potensi bullish,” ujarnya.
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan ada beberapa sentimen yang mempengaruhi gerak IHSG. Dari dalam negeri, akselerasi indeks mengikuti pergerakan Wall Street dan Bursa Asia dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
“Optimisme tersebut juga sejalan dengan turunnya mata uang dolar dan yield obligasi AS. Sementara, pelaku pasar di akhir pekan ini mencermati data Cadangan Devisa [Cadev] domestik periode Juni 2024,” kata Ratih.
Dari mancanegara, Wall Street ditutup bervariasi setelah pejabat The Fed dalam risalah FOMC bulan Juni 2024 belum yakin untuk menurunkan suku bunga, meski inflasi bergerak turun. Namun, para pejabat The Fed masih memperhatikan data ekonomi dan tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menurunkan suku bunga.
Di sisi lain, Bursa Asia cenderung menguat di tengah mata uang dolar dan yield obligasi AS tertekan. Pelaku pasar menanti data tenaga kerja AS di akhir pekan, seperti non-farm payroll dan unemployment rate yang akan menjadi data pendukung inflasi.
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.