Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 7.215 pada awal perdagangan hari ini, Kamis (4/7/2024). Saham BBRI, BBNI, dan BREN terpantau tancap gas ke zona hijau pada pagi ini.
Mengacu data RTI Business pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka naik 0,26% atau 18.50 poin ke level 7.215,25. Adapun, IHSG bergerak di rentang 7.211 hingga 7.223 pada awal sesi.
Tercatat sebanyak 217 saham menguat, 116 saham melemah, dan 207 saham bergerak di tempat pada awal perdagangan hari ini. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp12.427 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar jumbo atau big cap, saham big banks memimpin yakni BBRI menguat 1,52% ke level Rp4.670 per saham. Disusul BBNI yang naik 0,65% ke Rp4.680 per saham.
Selanjutnya, saham milik taipan Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) naik 0,48% ke level Rp10.400 per saham, diikuti saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) milik Grup Panigoro-Salim yang naik 0,43% ke Rp11.575 per saham.
Di lain sisi, saham BBCA terkoreksi 0,25% ke Rp9.975 per saham, sedangkan saham TLKM turun 0,66% ke Rp3.010 per saham.
Baca Juga
Dari jajaran saham terlaris dihuni oleh BBRI dengan nilai transaksi Rp124,1 miliar pagi ini, disusul oleh BBCA dan BRPT senilai masing-masing Rp31,1 miliar dan Rp11,5 miliar.
Sementara itu, saham top gainers dipimpin oleh PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) yang naik 12,16% ke Rp83 per saham, sedangkan saham top losers yaitu PT Colorpak Indonesia Tbk. (CLPI) yang turun 17,97% ke Rp1.050 per saham.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan IHSG hari ini, Kamis (4/7/2024) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.100-7.210.
Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG menguat cukup signifikan meskipun transaksi di pasar ekuitas cenderung sepi sebesar Rp8,82 triliun.
"Akselerasi IHSG mengikuti pergerakan Wall Street dan Bursa Asia dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Optimisme tersebut juga sejalan dengan turunnya mata uang dolar dan yield obligasi AS," ujar Ratih dalam riset.
Dari mancanegara, Wall Street ditutup bervariasi setelah pejabat The Fed dalam risalah FOMC pada Juni 2024 belum yakin untuk menurunkan suku bunga. Inflasi memang telah bergerak turun, namun para pejabat The Fed masih memperhatikan data ekonomi dan tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menurunkan suku bunga.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
