Bisnis.com, JAKARTA -- Harga minyak dunia mengalami kenaikan signifikan, diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam dua bulan terakhir, didorong oleh penurunan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (3/7/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 naik 0,24% atau 0,20 poin menjadi US$83,01 per barel pada pukul 07.45 WIB. Sementara itu, kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2024 juga menguat 0,27% atau 0,23 poin menjadi US$86,47 per barel.
American Petroleum Institute melaporkan persediaan minyak mentah AS menyusut sebesar 9,2 juta barel pada minggu lalu. Jika angka ini dikonfirmasi dalam laporan resmi pada Rabu (3/6), maka ini akan menjadi penurunan terbesar sejak Januari 2024.
Harga minyak mentah juga mendapat dukungan dari sentimen positif di pasar ekuitas, dengan indeks acuan AS S&P 500 mencapai rekor baru. Selain itu, kekhawatiran akan musim badai yang aktif turut mendorong harga minyak.
Pasar opsi mencerminkan optimisme ini, dengan opsi beli (call options) diperdagangkan pada premi yang lebih tinggi dibandingkan opsi jual (put options).
Sebelumnya, analis di Price Futures Group menyatakan bahwa para pedagang tidak terlalu khawatir dengan masalah pasokan. Analis Phil Flynn menyebut bahwa dampak Badai Beryl terhadap produksi minyak lepas pantai dinilai minimal. Menurut Pusat Badai Nasional AS, Badai Beryl yang awalnya merupakan badai kategori 4 di Laut Karibia diperkirakan akan melemah menjadi badai tropis saat memasuki Teluk Meksiko akhir pekan ini.
Baca Juga
John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, mengatakan bahwa mereka telah berhasil menghindari dampak signifikan dari Badai Beryl. "Namun, ada pemahaman bahwa badai apa pun yang terbentuk di Teluk Meksiko akan menjadi badai besar," ujarnya.