Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Balik Kunjungan Bos BI ke Markas para Pengusaha, Ada Soal Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah telah berada di atas Rp16.000 sejak April 2024. Bank Indonesia pun mendorong para pengusaha mengganti uang asing yang dimiliki.
Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (25/6/2024). ANTARA
Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (25/6/2024). ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia merespon kondisi nilai tukar rupiah yang cenderung melemah sepanjang tahun ini. Asosiasi pengusaha itu meminta para pebisnis menggunakan local current transaction (LCT) dalam kegiatannya. Rupiah dalam penutupan perdagangan kemarin, Kamis (25/6/2024) ditutup pada level Rp16.375 per dolar. 

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menuturkan bahwa transaksi yang pengusaha lakukan tidak harus selalu menggunakan dolar Amerika Serikat (AS). 

“Tadi kita mendorong teman-teman bahwa kalau bisa transaksinya tidak menggunakan misalnya US Dollar, kenapa tidak menggunakan mata uang yang lainnya?” ujarnya usai melakukan pertemuan dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Menara Kadin, Selasa (25/6/2024). 

Dirinya menyampaikan saat ini pun Bank Indonesia terus menggaungkan LCT melalui QR Indonesia Standard (QRIS), utamanya bersama negara Asean seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. 

Hal ini memungkinkan konsumen dan pedagang di kedua negara dapat melakukan dan menerima pembayaran barang dan jasa melalui QR Code dalam mata uang lokal, tanpa dolar AS. 

Penggunaan rupiah ini menjadi pembahasan antara dirinya dengan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam mencari cara mendorong pengusaha menerapkan penggunaan mata uang lokal tersebut. 

Melalui langkah tersebut pula, menjadi salah satu cara untuk menjaga nilai tukar rupiah yang sudah melemah lebih dari 6% sepanjang tahun ini. 

“Itu mengupayakan untuk menjaga yang namanya kurs rupiah versus dolar,” tuturnya. 

Ke depannya, Arsjad optimistis rupiah akan menunjukkan penguatan pada bulan-bulan berikutnya atau pada kuartal III/2024. 

Bos Indika Energy tersebut menilai dengan fundamental makroekonomi Indonesia yang cukup kuat meski di tengah tantangan global, rupiah dapat pulih melalui kerja sama berbagai pihak. 

Kerja sama antara pemerintah, Bank Indonesia, dan swasta ini diperlukan guna menjaga optimisme pasar dan memastikan bahwa ekonomi Indonesia tetap bisa bertahan dan berkembang kendati di bawah tekanan global.

"Semestinya [rupiah bisa menguat di kuartal III/2024] kalau fundamentalnya tetap dan kita bisa mendorong pendapatan untuk masuk, mesti bisa. Di sini peran yang selalu dikatakan gotong-royong, kita bersama-sama. Karena kalau kita selalu melihatnya pesimis juga bahaya. Kenapa? Berarti nanti semuanya akan negatif. Jadi kita juga harus punya optimisme bahwa Indonesia itu bisa,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, rupiah ditutup menguat 19 poin atau 0,12% menuju level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6/2024) sore. Adapun indeks dolar AS juga naik 0,03% ke posisi 105,50.

Sementara mengacu paparan milik Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Senin (24/6/2024), rupiah tercatat mengalami depresiasi sebesar 6,51% (year-to-date/ytd). Masih lebih rendah dari Thailand (6,96%) dan Korea Selatan (7,29%). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper