Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terpantau menguat menguat di tengah meningkatnya harapan pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Di sisi lain, harga batu bara ditutup variatif dan CPO menguat.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot menguat 0,06% ke level US$2.320,44 pada perdagangan Selasa (18/6/2024) pada pukul 06.49 WIB. Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 juga menguat 0,24% ke level US$2.334,60 per troy ounce pada pukul 06.39 WIB.
Mengutip Reuters, sebelumnya harga emas telah meningkat lebih dari 1% pada Jumat (14/6/2024) dan dalam jalur kenaikan mingguan pertama dalam empat minggu terakhir. Hal ini terjadi karena tanda-tanda melambatnya inflasi di Amerika Serikat (AS) meningkatkan harapan pemangkasan suku bunga pada akhir 2024 dan penjualan saham di seluruh Eropa memberikan dukungan.
“Kombinasi dari melemahnya ekuitas, dan beberapa penurunan suku bunga (dalam penetapan harga dana berjangka Fed), menghidupkan kembali minat terhadap emas, meskipun faktanya bahwa Federal Reserve telah mengubah titik-titik pada pertemuan FOMC,” jelas kepala strategi komoditas di TD Securities, Bart Melek.
Para pedagang juga meningkatkan taruhan mereka untuk memperkirakan sekitar 52 basis poin (bps) pemotongan suku bunga (atau dua pemotongan seperempat poin) pada akhir Desember setelah data inflasi yang lebih lemah minggu lalu.
Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas yang tidak menghasilkan imbal hasil dengan menjadikannya investasi yang lebih menarik dibandingkan aset lain seperti obligasi Treasury.
Baca Juga
Harga Batu Bara
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Juli 2024 di ICE Newcastle menguat 0,26% ke level US$135,50 per metrik ton pada penutupan perdagangan Senin (17/6/2024). Kemudian, batu bara kontrak Agustus 2024 melemah 0,65% ke US$137,60 per metrik ton.
Mengutip ETEnergyworld, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh perusahaan e-commerce B2B mjunction services ltd., impor batu bara India naik 13,2% menjadi 26,10 juta metrik ton pada April 2024 karena pembeli mengambil posisi baru di awal musim panas. Sedangkan, pada periode tahun lalu India telah mengimpor 23,05 juta metrik ton.
Peningkatan ini terjadi di tengah pernyataan menteri batu bara dan pertambangan G Kishan Reddy, yang menyatakan bahwa negaranya harus meningkatkan produksi bahan bakar fokus dalam negeri dan mengurangi impor batu bara.
“Impor batu bara dan kokas India pada April 2024 melalui pelabuhan-pelabuhan utama dan non-utama meningkat 13,2% dibandingkan April 2023,” terang data tersebut.
Direktur Utama & CEO mjunction, Vinaya Varma menuturkan bahwa adanya peningkatan volume, dan kedepannya mungkin akan ada permintaan yang berkelanjutan baik dari sektor listrik ataupun sektor yang tidak diatur, karena pengisian ulang sebelum musim hujan.
Harga CPO
Harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada penutupan perdagangan Jumat (14/6) kontrak Agustus 2024 menguat 10 poin ke 3.946 ringgit per ton di Bursa derivatif Malaysia. Berikutnya, kontrak Juli 2024 juga ditutup menguat 31 poin menjadi 3.965 ringgit per ton.
Mengutip Bernama, dealer mengatakan bahwa kontrak berjangka CPO diprediksi akan naik pada minggu ini, karena cuaca yang diperkirakan baik dan adanya peningkatan produksi.
Pedagang senior minyak sawit dari Interband Group of Companies, Jim Teh, memperkirakan bahwa harga CPO akan berada di kisaran RM3.700 hingga RM3.800 per ton pada minggu ini karena stok yang melimpah.
"Ini mungkin juga akan terus diperdagangkan lebih tinggi, mengikuti harga minyak kedelai dan pasar-pasar lainnya," jelasnya kepada Bernama.
Kemudian, ia juga menunjukan bahwa rasionalisasi subsidi diesel baru-baru ini tidak akan mempengaruhi pasar karena permintaan fisik tetap akan datang dari China, India, Pakistan, dan negara-negara Timur Tengah.