Bisnis.com, JAKARTA - Wall Street mencapai rekor tertinggi pada Senin (17/6/2024) di tengah potensi Federal Reserve memangkas suku bunga acuan satu kali pada 2024.
Saham-saham AS melonjak ke level tertinggi baru sepanjang masa pada hari Senin dengan S&P 500 mencatat rekor penutupan ke-30 tahun ini karena Wall Street bertanya-tanya apakah kenaikan yang telah terjadi sepanjang tahun 2024 memiliki lebih banyak ruang untuk berlanjut.
Dow Jones Industrial Average naik 0,49% ke 38.778,10. Indeks acuan S&P 500 naik 0,77% ke 5.473,23, dan Nasdaq Composite yang sarat saham teknologi naik 0,95% ke 17.857,02.
Saham terus melonjak lebih tinggi karena reli yang didorong oleh teknologi telah menyebabkan Wall Street merevisi target tahun 2024 untuk S&P 500. Evercore ISI menaikkan target harga akhir tahun menjadi 6.000, sementara Goldman Sachs menaikkan targetnya menjadi 5.600. Indeks acuan tersebut mencapai level 5.400 untuk pertama kalinya pada minggu lalu dan ditutup pada hari Senin di 5.473.
Dengan laporan inflasi dosis ganda pada minggu lalu dan pertemuan Federal Reserve yang tidak dilakukan pasar, maka lebih sedikit katalis yang akan menyambut investor pada minggu ini. Sorotannya adalah laporan penjualan ritel pada hari Rabu, yang memberikan gambaran sekilas tentang kesehatan konsumen AS.
Mengenai jalur suku bunga, Presiden Federal Reserve Bank of Philadelphia Patrick Harker menjadi pejabat Fed terbaru yang mengisyaratkan satu kali penurunan suku bunga pada tahun 2024.
Baca Juga
“Jika dalam beberapa bulan kita mulai melihat data bergerak ke arah yang benar, kami mungkin akan mengambil tindakan. Tapi kami tidak berada di sana saat ini,” kata Harker di sebuah acara di Philadelphia.
Demikian pula, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari pada hari Minggu menyarankan bahwa penurunan suku bunga pada bulan Desember bisa menjadi satu-satunya langkah The Fed tahun ini.
Investor memperkirakan sekitar dua pertiga kemungkinan bank sentral akan memulai pemotongan suku bunganya pada bulan September, menurut alat CME FedWatch.