Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mencari Siasat Perkuat Rupiah saat Kurs Tembus Rp16.400, Lampaui Perkiraan Jokowi

Presiden Jokowi sempat menyebut bahwa rupiah masih dalam keadaan aman walaupun bergerak di kisaran Rp16.200—16.300. Tekanan global masih cukup terasa.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. - Bisnis/Himawan L Nugraha.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. - Bisnis/Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah masih bergerak melemah terhadap dolar AS akibat tekanan global. Indonesia perlu berupaya menjaga kekuatan kurs untuk menjaga optimisme Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Belum lama ini, Jokowi mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dalam keadaan aman walaupun bergerak di kisaran Rp16.200—16.300. Namun, kini rupiah melemah melebihi pandangan Jokowi itu.

Baru-baru ini mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.412 per dolar AS pada perdagangan pada Jumat (14/6/2024). Angka yang akhirnya melewati perkiraan Presiden Jokowi.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menutup perdagangan dengan turun 0,87% atau setara 142 poin ke posisi Rp16.412 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau naik 0,03% ke level 105,235.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak turun terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,36%, dolar Hong Kong dan Singapura turun masing-masing 0,01% hingga 0,17%. Kemudian won Korea turun 0,39%, peso Filipina turun 0,08%, rupee India melemah 0,01%, yuan China melemah 0,04%, ringgit Malaysia melemah 0,14% dan baht Thailand 0,07%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data pada hari Kamis menunjukkan bahwa harga produsen AS secara tak terduga turun pada bulan Mei, dengan indeks harga produsen (PPI) utama turun 0,2% bulan lalu setelah naik sebesar 0,5% yang tidak direvisi pada bulan April.

"Harga inti datar, setelah mengalami kenaikan 0,5% pada bulan sebelumnya. Hal ini terjadi setelah indeks harga konsumen (CPI) AS bulan Mei pada hari Rabu lebih lemah dari perkiraan para ekonom, sehingga mendorong aksi jual tajam pada greenback," ujar Ibrahim, dikutip pada Minggu (16/6/2024).

Jika digabungkan, rilis IHK dan PPI kemungkinan besar Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, juga akan menunjukkan penurunan tekanan harga. Namun, optimisme terhadap pendinginan inflasi tidak cukup untuk menahan dolar melemah.

Sementara itu, di dalam negeri risiko ekonomi global masih cenderung negatif, meskipun ada kemungkinan beberapa kejutan yang positif. Penyebabnya adalah ketegangan geopolitik yang meningkat dapat menyebabkan harga komoditas bergejolak, sementara fragmentasi perdagangan lebih lanjut berisiko menyebabkan gangguan tambahan pada jaringan perdagangan.

Di sisi positifnya, inflasi global dapat lebih cepat moderat daripada yang diasumsikan pada baseline, sehingga memungkinkan pelonggaran kebijakan moneter yang lebih cepat. Selain itu, pertumbuhan di Amerika Serikat bisa jadi lebih kuat dari yang diperkirakan.

Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.400—16.470 per dolar AS pada perdagangan Senin (17/6/2024).

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal nilai tukar rupiah yang bergerak melebihi Rp16.300 per dolar AS.

Airlangga menilai pelemahan nilai mata uang terhadap dolar AS tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan di berbagai negara lain. Dia menyebut pihaknya masih akan menunggu perkembangan ke depannya.

"Ya kita lihat saja karena terhadap mata uang dunia semua [dolar AS] menguat," ujarnya usai menghadiri Rakornas Pengendalian Inflasi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Senada, Presiden Jokowi menilai bahwa pelemahan rupiah semata-mata karena tekanan dolar AS dan ketidakpastian global. Enggan memberi pandangan negatif, Presiden asal Surakarta itu meyakini bahwa rupiah masih dalam kondisi yang baik dan kuat.

Kenapa Jokowi berani untuk berpandangan optimistis seperti itu saat pelemahan justru memecahkan rekor? Menurutnya, pelemahan terjadi bukan karena kondisi rupiah yang buruk, melainkan karena besarnya tekanan eksternal.

Jokowi menilai bahwa semua negara mengalami hal yang sama, yakni mata uangnya tertekan oleh dolar AS akibat ketidakpastian ekonomi global yang tinggi.

"Ketidakpastian global sekarang ini memang hantui semua negara. Namun, menurut saya kalau masih di angka Rp16.200—16.300, masih di posisi yang baik," ujar Jokowi usai menghadiri agenda HUT Ke-52 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta, Senin (10/6/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper