Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Papan Pemantauan Khusus FCA, Market Cap AMMN Salip BREN

Kapitalisasi pasar BREN disalip oleh AMMN setelah emiten Prajogo Pangestu ini masuk papan pemantauan khusus (PPK) full call auction (FCA).
Kapitalisasi pasar BREN disalip oleh AMMN setelah emiten Prajogo Pangestu ini masuk papan pemantauan khusus (PPK) full call auction (FCA). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Kapitalisasi pasar BREN disalip oleh AMMN setelah emiten Prajogo Pangestu ini masuk papan pemantauan khusus (PPK) full call auction (FCA). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – kapitalisasi pasar atau market cap PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) disalip PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN). Hal ini disebabkan masuknya BREN ke dalam masuk Papan Pemantauan Khusus (PPK) Full Call Auction (FCA).

 Melansir Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar atau market cap BREN kini bertengger di level Rp809,41 triliun pada Jumat (7/6/2024) jelang penutupan. Seiring hal itu, harga saham BREN ambrol 9,70% menuju posisi Rp6.050.

Sementara itu, AMMN membukukan total market cap senilai Rp855,71 triliun. Saham AMMN tercatat mengalami pelemahan sebesar 2,88% ke level Rp11.800 per lembar. 

Padahal, jika dibandingkan dengan data perdagangan akhir Mei lalu, BREN masih menyandang status sebagai emiten dengan kapitalisasi terbesar dengan raihan Rp1.221 triliun.

BREN juga sempat memimpin dengan kapitalisasi pasar yang melesat hingga Rp1,234 triliun pada April 2024. Capaian tersebut berkat kenaikan harga saham yang signifikan. Namun, pergerakan saham BREN kini menunjukkan volatilitas tinggi. 

Tingginya volatilitas itu seturut dengan masuknya BREN ke dalam papan pemantauan khusus full call auction. Saham BREN disuspensi pada 27 Mei 2024, kemudian dibuka kembali pada 29 Mei 2024. Dengan masa suspensi lebih dari 1 hari perdagangan, saham BREN telah memenuhi syarat untuk masuk ke papan pemantauan khusus FCA. 

Hal tersebut juga membuat BREN gagal masuk indeks The Financial Times Stock Exchange (FTSE). Emiten Prajogo Pangestu ini awalnya akan masuk ke dalam kategori large cap FTSE Global Equity Index, namun batal karena masih berada di papan pemantauan khusus. 

“Ya, kami memahami hal ini, karena memang merupakan mekanisme pasar dan kami menghormati dan mengikuti peraturan yang ada di pasar modal,” ujar CEO Barito Renewables Energy Hendra Tan baru-baru ini. 

FTSE Russell kini sedang mengevaluasi apakah aturan BEI terkait dengan papan pemantauan khusus dengan FCA akan diikutsertakan dalam peraturan dasar indeks FTSE. 

Oleh karena itu, FTSE Russell menunda perubahan tinjauan indeks sampai pemberitahuan lebih lanjut. Sebagai hasilnya, saham BREN tidak ditambahkan ke dalam indeks FTSE, meskipun sebelumnya dijadwalkan akan dimasukkan.

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper