Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor 9 Emiten Farmasi 2023: Tak Hanya Indofarma & Kimia Farma yang Merugi

Mayoritas emiten farmasi menorehkan kinerja negatif pada 2023. 4 emiten menorehkan penurunan laba, sedangkan 3 emiten termasuk Indofarma & Kimia Farma Merugi.
Mayoritas emiten farmasi menorehkan kinerja negatif pada 2023. 4 emiten menorehkan penurunan laba, sedangkan 3 emiten termasuk Indofarma & Kimia Farma Merugi. /Bisnis-Dewi Fadhilah Soemanagara.
Mayoritas emiten farmasi menorehkan kinerja negatif pada 2023. 4 emiten menorehkan penurunan laba, sedangkan 3 emiten termasuk Indofarma & Kimia Farma Merugi. /Bisnis-Dewi Fadhilah Soemanagara.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi mayoritas merangkum kinerja negatif pada 2023. Dari sembilan perusahaan, tiga emiten termasuk Indofarma dan Kimia Farma merugi dan empat membukukan penurunan laba bersih. Adapun hanya dua perusahaan yang mencatatkan kenaikan.

Tiga emiten farmasi yang mencatatkan kerugian pada tahun lalu adalah PT Indofarma Tbk. (INAF), PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), dan PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA). Khusus INAF, perseroan baru melaporkan kinerja keuangan kuartal III/2024.

Kimia Farma menjadi emiten farmasi paling buntung pada 2023. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada 1 Juni 2024, KAEF menelan kerugian sebesar Rp1,48 triliun atau membengkak dari kerugian tahun sebelumnya yang berjumlah Rp190,47 miliar.

Emiten BUMN ini sejatinya masih membukukan penjualan bersih sebesar Rp9,96 triliun atau meningkat 7,93% secara tahunan (year-on-year/YoY). Raihan tersebut ditopang oleh performa penjualan obat generik yang mencapai Rp1,29 triliun.

Namun, pada saat bersamaan, beban pokok penjualan meningkat 25,83% YoY menjadi Rp6,86 triliun sehingga laba kotor yang diakumulasikan mencapai Rp3,1 triliun atau turun 17,91% YoY.

Perseroan juga mencatatkan kenaikan beban usaha sebesar 35,53% secara tahunan menjadi Rp4,66 triliun. Kondisi ini membuat Kimia Farma membukukan rugi usaha sebesar Rp1,57 triliun pada 2023, melesat 415,91% dari periode sebelumnya.

Sementara itu, PYFA membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp85,22 miliar pada 2023. Perolehan tersebut berbalik dari kinerja 2022 yang mencetak laba sebesar Rp275,24 miliar.

Adapun INAF sejauh ini belum merilis laporan keuangan per akhir Desember 2023. Meski demikian, jika mengacu laporan keuangan kuartal III/2023, emiten pelat merah tersebut mencatatkan rugi sebesar Rp191,69 miliar.

Terbaru, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan INAF dan anak usahanya PT Indofarma Global Medika terlibat aktivitas berindikasi fraud, mulai dari transaksi fiktif, pinjaman online, hingga mempercantik laporan keuangan.

Melansir Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2023 yang dirilis BPK, aktivitas itu meliputi transaksi jual beli fiktif pada unit bisnis Fast Moving Consumer Goods (FMCG), serta penempatan dana deposito atas nama pribadi di Koperasi Simpan Pinjam Nusantara.

Selain itu, BPK menemukan INAF melakukan pinjaman online atau pinjol, menggunakan dana restitusi pajak untuk kepentingan di luar perusahaan, hingga menggadaikan deposito kepada PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) untuk kepentingan pihak lain.

Perseroan juga menggunakan kartu kredit perusahaan untuk kepentingan pribadi, melakukan windows dressing laporan keuangan, sampai dengan membayar asuransi purnajabatan dengan jumlah melebihi ketentuan yang berlaku.

“Permasalahan tersebut mengakibatkan indikasi kerugian sebesar Rp278,42 miliar dan potensi kerugian sebesar Rp18,26 miliar atas beban pajak dari penjualan fiktif FMCG,” tulis BPK. 

PERTUMBUHAN LABA

Di sisi lain, hanya PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) dan PT Soho Global Health Tbk. (SOHO) yang mampu menorehkan pertumbuhan laba bersih pada tahun lalu.

TSPC selaku produsen merek Bodrex, Hemaviton, hingga Oskadon, meraih laba bersih Rp1,17 triliun pada 2023 atau naik 17,55% YoY. Kenaikan laba sejalan dengan kinerja penjualan yang meningkat 7,06% YoY menjadi Rp13,11 triliun.

Sepanjang tahun lalu, divisi farmasi TSPC membukukan kenaikan penjualan neto sebesar 12,4% YoY menjadi Rp4,06 triliun. Perolehan ini berkontribusi terhadap 31% total penjualan perseroan.

“Penjualan neto divisi farmasi terutama dihasilkan dari kelompok produk consumer health yang penjualan netonya tumbuh sebesar 12,9% dan berjumlah Rp3,98 triliun,” tulis Direksi TSPC dalam laporan tahunan dan keberlanjutan 2023.

Sementara itu, SOHO, produsen merek Imboost dan Curcuma Plus, mencatatkan laba bersih Rp371,34 miliar atau tumbuh 4,10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Seturut dengan peningkatan laba bersih, performa pendapatan usaha SOHO juga mencatatkan peningkatan sebesar 12,45% YoY menjadi Rp8,19 triliun. Hal ini ditopang oleh penjualan produk obat yang menyumbang Rp4,23 triliun atau naik 17,21% YoY.

Di sisi lain, terdapat empat emiten yang membukukan penurunan laba bersih. Mereka adalah PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO), PT Phapros Tbk. (PEHA), dan PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. (DVLA). 

KLBF tercatat membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,76 triliun pada tahun lalu. Perolehan tersebut lebih rendah dari 2022 yang menorehkan laba Rp3,38 triliun.

Padahal, perseroan mampu mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp30,44 triliun sepanjang tahun lalu. Capaian tersebut mencerminkan pertumbuhan sekitar 5,22% YoY.

Di samping itu, SIDO meraup laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp950,64 miliar, turun 13,95% dari capaian laba 2022 yakni Rp1,10 triliun.

Penurunan laba bersih SIDO sejalan oleh lemahnya kinerja penjualan yang turun sebesar 7,8% secara tahunan menjadi Rp3,56 triliun pada 2023. Hal ini dikarenakan mayoritas segmen penjualan mengalami penurunan secara tahunan.

Segmen jamu herbal dan suplemen meraih penjualan Rp2,34 triliun sepanjang 2023 atau turun 10,83% YoY. Lalu, segmen makanan dan minuman meraup Rp1,10 triliun alias naik 1,20% YoY, sedangkan segmen farmasi menyumbang Rp115,68 miliar.

EMITEN LABA 2023(miliar) LABA 2022(miliar) PERUBAHAN
KLBF 2.766,74 3.382,2 -18,20%
SIDO 950,64 1.104,71 -13,95%
KAEF -1.485,56 - 190,47 RUGI
*INAF - 191,69 - 183,11 RUGI
TSPC 1.177,43 1.001,62 17,55%
PEHA 5,95 28,06 -78,77%
PFYA - 85,22 275,24 RUGI
DVLA 146,33 149,37 -2,03%
SOHO 371,34 356,72 4,10%

Sumber: Laporan keuangan 2023

*INAF: Laporan keuangan kuartal III/2023

------------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper