Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Memanas Kala Arab Saudi Khawatirkan Prospek Permintaan

Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 menguat 0,57% atau 0,42 poin ke level US$74,49 per barel pada pukul 13.57 WIB.
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak telah naik selama dua sesi di kala Arab Saudi mengisyaratkan kekhawatiran terhadap prospek permintaan dengan memangkas harga minyak mentahnya. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2024 diperdagangkan menguat 0,43% atau 0,34 poin ke level US$78,75 per barel pada perdagangan Kamis (6/6) pukul 13.57 WIB.    

Kemudian, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 juga menguat 0,57% atau 0,42 poin ke level US$74,49 per barel.

Minyak mentah Brent sedang dalam kenaikan menuju US$79 per barel dan WTI diperdagangkan mendekati US$74 per barel, melanjutkan pemulihan moderat setelah penjualan besar-besaran menyusul rencana OPEC+ untuk mulai mengembalikan pasokan ke pasar.

Kini, meskipun mengalami kenaikan, harga minyak acuan masih menuju penurunan mingguan sekitar 4%, terbebani oleh keputusan pasokan terbaru dari OPEC+. 

Adapun, penurunan harga telah mendorong kedua indeks tersebut ke wilayah jenuh jual pada indeks relative strenght 14 hari.

Kemudian, minyak juga cenderung melemah sejak awal April 2024 karena prospek yang buruk dari China, selaku importir utama, dan ketegangan geopolitik yang mereda. 

Selain itu, pasokan dari OPEC+ juga mengalami peningkatan, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai apakah pasar dapat menyerap barel tambahan dari OPEC+.

“Kami yakin langkah OPEC+ untuk mengurangi produksi 2,2 juta barel per hari pada kuartal terakhir tahun 2024 akan menambah tekanan lebih lanjut pada harga acuan,” jelas analis senior minyak mentah di LSEG Oil Research, Emril Jamil, seperti dikutip dari Reuters. 

Jamil juga berpendapat bahwa sentimen bearish juga akan terjadi, karena ekspektasi melemahnya permintaan seiring dengan persediaan yang meningkat. 

Berdasarkan data pemerintah yang dirilis pada Rabu (5/4) persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik 1,23 juta barel pada minggu lalu. Selain itu, stok bensin naik untuk minggu kedua, ke level tertinggi sejak Maret 2024.

Analis di Saxo Capital Markets Pte di Singapura, Charu Chanana, mengatakan bahwa pasar menunjukan ketahanan meskipun persediaan dari Negeri Paman Sam meningkat. “Pedagang menemukan alasan teknis untuk membeli,” tutur Chanana, seperti dikutip dari Bloomberg. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper