Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (6/6/2024). Penguatan IHSG didorong oleh kenaikan saham perbankan jumbo seperti BBCA, BBNI, BMRI dan BBRI.
Mengacu data RTI Business pukul 16.00 WIB, IHSG terpantau menguat 0,39% atau 27,22 poin ke level 6.974,89 pada akhir perdagangan. Sepanjang sesi, indeks komposit bergerak di rentang 6.939-7.032.
Hingga akhir sesi, sebanyak 290 saham menguat, 265 saham melemah, dan 230 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat Rp11.701 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar jumbo, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memimpin dengan kenaikan 3,47% ke level Rp4.770 per saham. Disusul Bank Mandiri (BMRI) yang naik 2,92% ke posisi Rp6.175 per saham.
Selanjutnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik 2,27% ke level Rp4.500 per saham. Diikuti PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menguat 1,67% ke Rp12.150 per saham.
Di lain sisi, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) milik Prajogo Pangestu anjlok 9,76% atau 625 poin ke level Rp6.700 per saham setelah masuk papan pemantauan khusus full call auction. Diikuti saham PT Astra International Tbk. (ASII) turun 0,87% ke Rp4.560 per saham.
Baca Juga
Dari jajaran top gainers, saham PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk. (AKSI) menguat 34,51% ke level Rp152 per saham. Sementara dari jajaran top losers, dihuni oleh PT Paperocks Indonesia Tbk. (PPRI) yang turun 14,97% ke level Rp125 per saham.
Penutupan IHSG hari ini sejalan dengan prediksi Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih yang mengatakan, IHSG hari ini, Kamis (6/6/2024) diprediksi bergerak menguat dalam range 6.920-7.040.
Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG terkoreksi cukup dalam senada dengan berlanjutnya aksi outflow investor asing. Investor asing jual bersih di pasar ekuitas domestik senilai Rp567,65 miliar kemarin, Rabu (5/6/2024).
"Aksi tersebut mengikuti nilai tukar rupiah JISDOR yang kembali terdepresiasi ke level Rp16.282 per dolar AS," ujar Ratih dalam riset.
Dari Asia, inflasi tahunan Korea Selatan pada Mei 2024 turun ke level 2,7%, dari sebelumnya 2,9%. Perolehan inflasi tersebut merupakan titik terendah sejak Juli 2023.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.