Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Investor Asing Cetak Net Sell Rp6,17 Triliun

Analis melihat terdapat beberapa penyebab investor asing melakukan aksi jual atau net sell hingga Rp6,17 triliun.
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp6,17 triliun secara year-to-date (YtD) di pasar saham. Analis melihat terdapat beberapa penyebab investor asing melakukan aksi jual di pasar saham.

Head of Investor Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menjelaskan aksi jual asing ini disebabkan oleh tertahannya suku bunga di level tinggi sejak awal 2024. Hal tersebut membuat perpindahan aset investasi ke aset yang memberikan return lebih tinggi.

"Ketidakpastian ekonomi global juga mendorong investor cenderung memilih aset investasi yang lebih low risk atau safe haven," ujar Audi, dikutip Minggu (2/6/2024). 

Dia menjelaskan berdasarkan data CME Fed Watchtool, potensi pemangkasan suku bunga the Fed hanya satu kali terjadi pada tahun ini. Dengan hal tersebut, Kiwoom Sekuritas melihat asing masih akan cenderung menahan posisi belum masuk kembali ke IHSG

Audi juga mencatat, per April 2024, kepemilikan asing di IHSG hanya sebesar 40,99% atau mengalami tren penurunan.

Audi juga memperkirakan inflow asing ke IHSG mulai terjadi saat mulai terjadinya pemangkasan suku bunga, sehingga investor akan kembali ke pasar saham.

Adapun dengan kondisi ini, Audi menuturkan asing akan cenderung melepas saham-saham yang termasuk dalam kategori cyclical atau sensitif terhadap perubahan makro ekonomi, seperti saham sektor keuangan, energi, komoditas, dan properti. 

"Akan tetapi, jika sudah mulai terlihat sikap bank sentral yang mulai dovish maka potensi penguatan kembali terjadi seiring inflow yang masuk," kata Audi.

Sementara itu, emiten yang diperkirakan masih mencatatkan inflow asing adalah emiten dari sektor ritel dan health care, seiring saham tersebut masuk dalam kategori defensive stock.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper