Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peluang Arus Balik Investor Asing ke IHSG di Semester II 2025

IHSG mencetak rekor tertinggi 2025 meski dana asing keluar. Peluang arus balik investor asing di semester II/2025 didorong sentimen global dan domestik.
Karyawan melihat layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (21/7/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melihat layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (21/7/2025)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ringkasan Berita
  • IHSG mencatatkan kinerja cemerlang dengan penguatan 10,45% dalam sebulan terakhir, meskipun arus dana asing masih keluar dari pasar saham Indonesia.
  • Kinerja IHSG didorong oleh sentimen positif domestik dan global, termasuk ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed dan stabilitas ekonomi Indonesia.
  • Peluang masuknya kembali dana asing ke pasar saham Indonesia diproyeksikan meningkat di semester II/2025, terutama pada saham berkapitalisasi besar dan sektor energi baru terbarukan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja moncer pada bulan ini hingga mencetak rekor tertingginya sepanjang 2025. Meski begitu, arus dana asing masih keluar dari pasar saham Indonesia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 0,04% ke level 7.617,91 pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (29/7/2025).

IHSG memang tengah bergerak moncer dalam sebulan perdagangan terakhir, menguat 10,45%. IHSG pun telah mencetak rekor tertinggi sepanjang perdagangan 2025 pada akhir-akhir Juli 2025.

Indeks pun masih perkasa di zona hijau, menguat 7,6% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Akan tetapi, aliran dana asing masih keluar dari pasar saham Indonesia. Tercatat, nilai jual bersih atau net sell asing di pasar saham Indonesia mencapai Rp421,2 miliar pada perdagangan hari ini. Dengan begitu, net sell asing mencapai Rp60 triliun sepanjang 2025.

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai kinerja moncer IHSG dalam beberapa pekan terakhir utamanya ditopang oleh kombinasi sentimen domestik dan global yang membaik.

"Dari sisi domestik, pelaku pasar merespons positif data-data ekonomi seperti inflasi yang tetap terjaga, surplus neraca dagang, serta ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan laba emiten di semester II/2025," ujar Felix, Selasa (29/7/2025).

Adapun, ke depan meski arus dana asing masih tinggi, terdapat peluang penyusutan net sell asing di pasar saham. Dana asing pun berpeluang mengalir masuk seiring dengan penguatan IHSG.

Secara teknikal, menurutnya breakout IHSG ke level tertinggi baru ini mendorong peningkatan minat beli dari investor ritel dan institusi lokal.

Dari sisi global, ekspektasi bahwa The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya pada kuartal IV/2025 telah memperkuat risk appetite investor terhadap aset-aset emerging markets, termasuk Indonesia. Hal ini turut mendorong arus masuk dana asing, terutama ke saham-saham berkapitalisasi besar yang valuasinya mulai dianggap atraktif kembali.

"Kami memproyeksikan arus dana asing masih berpeluang positif di semester II/2025, meskipun tetap akan bersifat selektif dan sensitif terhadap perkembangan global seperti suku bunga dan tensi geopolitik," kata Felix.

Senior Analyst Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai IHSG mencetak rekor tertinggi 2025 didorong oleh kombinasi ekspektasi pelonggaran suku bunga Bank Indonesia (BI), arah dovish The Fed, stabilitas politik dalam negeri, serta meredanya kekhawatiran tarif AS yang memperkuat sentimen pasar.

"Ke depan, meskipun aliran dana asing sempat tertahan akibat stagnasi saham big caps dan minimnya katalis korporasi, peluang masuknya kembali dana asing menguat di semester II/2025 seiring membaiknya sentimen global dan pelonggaran moneter," ujar Sukarno, Selasa (29/7/2025).

Menurutnya, sejumlah saham berpotensi menarik masuknya dana asing ke pasar saham Indonesia. Di antara saham yang menarik minat investor asing adalah saham pendatang baru di indeks LQ45 dengan fundamental kuat.

Sukarno juga menilai saham big caps seperti bank jumbo yang secara pergerakan masih lagging dibandingkan saham big caps lainnya juga berpeluang menarik dana asing masuk.

Selain itu, saham yang terkait dengan bisnis energi baru terbarukan (EBT) seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) turut berpeluang menarik kembali minat asing ke pasar saham Indonesia. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro