Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalbe Farma (KLBF) Incar Laba 2024 Naik 15%, Cek Rekomendasi Sahamnya

PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menargetkan laba bersih dapat tumbuh hingga 15% pada 2024 seiring dengan pertumbuhan penjualan.
Jajaran Direksi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) dalam paparan publik, Kamis (16/5/2024). RUPST Kalbe Farma memutuskan membagikan dividen final sebesar Rp1,4 triliun atau setara 52% dari laba bersih tahun 2023. /Bisnis-Artha Adventy.
Jajaran Direksi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) dalam paparan publik, Kamis (16/5/2024). RUPST Kalbe Farma memutuskan membagikan dividen final sebesar Rp1,4 triliun atau setara 52% dari laba bersih tahun 2023. /Bisnis-Artha Adventy.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menargetkan laba bersih dapat tumbuh hingga 15% pada 2024 seiring dengan pertumbuhan penjualan. Hal ini menjadi salah satu katalis saham KLBF.  

Direktur Utama Kalbe Farma Irawati Setiady mengatakan dengan fundamental yang kuat dan memanfaatkan peluang reformasi sektor kesehatan melalui berbagai inisiatif bisnis, KLBF tetap optimis untuk terus bertumbuh di tengah kondisi pasar yang masih cukup menantang. 

“Perseroan mempertahankan target tahun 2024 dengan pertumbuhan penjualan pada kisaran 6%–7%, pertumbuhan laba bersih pada kisaran 13%–15%, serta belanja modal maksimal Rp1 triliun,” kata dia, Kamis (16/5/2024).

KLBF membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp2,76 triliun pada 2023. Laba tersebut turun 18% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,38 triliun. 

Laba tersebut berbanding terbalik dibandingkan dengan penjualan bersih. KLBF membukukan penjualan sebesar Rp30,44 triliun pada 2023 atau naik 5,21% dibandingkan dengan 2022 yang tercatat sebesar Rp28,93 triliun. 

Beban pokok penjualan Rp18,62 triliun, naik dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp17,23 triliun. 

Adapun KLBF membukukan total ekuitas sebesar 23,12 triliun dengan liabilitas total sebesar Rp3,93 triliun. Adapun total aset sebesar Rp27,05 triliun

Hingga kuartal I/2024, KLBF telah menyerap belanja modal sekitar Rp200 miliar dari total belanja modal yang dianggarkan sebesar Rp1 triliun. 

Sementara itu, untuk mengatasi volatilitas rupiah, KLBF menerapkan sejumlah strategi seperti reformulasi produk, secara hati-hati menaikkan harga produk, serta pengelolaan cost agar margin tetap terjaga. 

KLBF juga mendukung pemerintah dalam penerapan aturan terkait tingkat komponen dalam negeri. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan memang aturan terkait TKDN akan menjadi salah satu keuntungan jangka panjang dari emiten farmasi. Hal tersebut berdasarkan bahan baku dan alat kesehatan impor masih mendominasi beban emiten-emiten tersebut. 

“Secara jangka panjang ya sentimennya adalah TKDN,” kata Nafan saat dihubungi. 

Selain itu, Nafan menyebut salah satu mitigasi yang dapat disiapkan adalah pembelian alat kesehatan dilakukan saat nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar AS. 

Adapun, momentum kondisi ekonomi saat ini juga dapat dimanfaatkan yakni dolar AS yang mulai turun akibat adanya sentimen dovish dari The Fed. Kondisi ini menjadi hal yang potensial untuk emiten farmasi terlebih setelah The Fed mulai melonggarkan suku bunga di September mendatang. 

“Namun memang terdongkrak di tahun depan, karena suku bunga mulai turun di September sampai akhir 2024,” kata dia. 

Mirae Asset sendiri merekomendasi akumulasi saham KLBF dengan target pertama di level Rp2.550 dan target kedua di posisi Rp2.705 per saham. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper