Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir mengkhawatirkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) tidak mendapatkan investor strategis hingga akhir masa jabatannya.
Erick mengatakan pencarian investor strategis bagi BSI merupakan satu dari 88 proyek strategis Kementerian BUMN yang harus diselesaikan hingga Oktober 2024. Dari jumlah ini, diperkirakan hanya 87 proyek yang mampu diselesaikan.
“Kalau melihat review di awal tahun, kami optimistis 87 proyek bisa selesai. Tinggal satu yang memang saya takutkan, tidak bisa cari partner strategis untuk BSI,” ujar Erick Thohir dikutip dari siaran YouTube Metro TV, Sabtu (18/5/2024).
Menurutnya, BSI memerlukan investor strategis dari Timur Tengah untuk melebarkan sayap bisnisnya ke depan. Hal ini sejalan dengan target Kementerian BUMN yang ingin mendorong BSI masuk 8 besar bank syariah terbesar di dunia.
“Artinya perlu strategic partner, cuma kami sudah ada roadshow beberapa kali [tetapi] ya belum. Jadi saya harus mengakui mungkin sampai BSI belum ketemu partner strategis, itu salah satu yang belum tercapai bukan berarti berhenti,” tuturnya.
BSI diketahui terus melanjutkan ekspansinya ke Timur Tengah. Setelah berhasil membuka kantor cabang di Dubai, Uni Emirat Arab, perseroan kini fokus membidik pasar Arab Saudi yang merupakan hub dagang menuju Timur Tengah dan Afrika Utara.
Baca Juga
Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menjelaskan bahwa perseroan mengincar pasar Arab Saudi guna mengembangkan ekosistem Islam, terutama haji dan umrah.
“Selain cabang di Dubai, saat ini proses dijalankan di Arab Saudi. Tujuannya untuk tap market haji dan umrah,” pungkasnya Bob dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BSI pada Jumat (17/5/2024).
Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi sebelumnya menyampaikan bahwa sebagai bank berbasis bisnis model syariah, penting bagi perseroan untuk mulai menjajaki pasar Arab Saudi yang memiliki potensi bisnis syariah signifikan.
“Sudah sewajarnya [Indonesia dan Arab Saudi] punya hubungan bisnis dan bisa melakukan kerja sama, di mana potensi yang besar ini adalah haji dan umar,” tutur Hery.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.