Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Chandra Asri (TPIA) Milik Prajogo Pangestu Tutup Sementara, Ini Sebabnya

Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) mengumumkan akan menghentikan sementara operasional salah satu pabrik.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400.000 ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400.000 ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) mengumumkan akan menghentikan sementara operasional pabrik petrokimia yang berlokasi di Ciwandan, Kota Cilegon, Banten selama 55 hari.

Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat Chandra Asri Group, Suryandi mengatakan, alasan penghentian sementara pabrik petrokimia itu karena tengah menjalankan Turnaround Maintenance (TAM) atau pemeliharaan fasilitas terjadwal.

"Proses pemeliharaan ini dimulai pada 7 Mei 2024 dan diperkirakan akan berlangsung sekitar 55 hari," ujar Suryandi dalam keterangannya, Rabu (15/5/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, pemeliharaan terjadwal ini merupakan bagian rutin dari proses bisnis dan operasional TPIA untuk memastikan keandalan fasilitas dalam memenuhi permintaan produk petrokimia di dalam negeri.

"Kami juga senantiasa mengutamakan keselamatan dan kesehatan pegawai serta masyarakat di sekitar wilayah operasional dalam proses TAM ini serta memastikan kepatuhan kami terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas dan regulator," tuturnya.

Suryandi menjelaskan, kegiatan turnaround maintenance kali ini juga mencakup proses integrasi fasilitas baru dengan fasilitas yang sudah ada untuk mendukung rencana perseroan dalam ekspansi dan pengembangan bisnis ke depan. 

"Selain itu, beberapa inisiatif terkait dengan keberlanjutan juga akan diimplementasikan dalam TAM kali ini, salah satunya dalam pemanfaatan energi baru terbarukan melalui pemasangan solar rooftop fase ketiga. Hal ini menunjukkan komitmen Perseroan dalam menjaga keberlanjutan operasional serta efisiensi penggunaan energi," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah emiten di bawah naungan Grup Barito Pacific (BRPT) sebagai holding menganggarkan belanja modal sebesar US$600 juta hingga US$650 juta atau setara dengan Rp10,12 triliun-Rp10,45 triliun (kurs jisdor Rp16.083). 

Mayoritas belanja modal tersebut akan digunakan untuk proyek pabrik CA-EDC atau pabrik ethylene dichloride, drilling geothermal dan beberapa proyek lainnya, termasuk milik TPIA dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN).

Pada perkembangan lain, TPIA juga gencar melakukan akuisisi. Teranyar, TPIA mengumumkan akan menjadi mayoritas pemilik perusahaan patungan dengan Glencore untuk mengakuisisi aset kilang minyak Shell Singapura. Aksi Akuisisi ini akan menyumbang pendapatan TPIA hingga US$8 miliar (Rp128 triliun) per tahun.

TPIA akan menjadi kepala operator dan pemilik mayoritas saham joint venture CAPGC Ple. Ltd sementara untuk Glencore berada di posisi minoritas. Akuisisi itu ditargetkan rampung pada akhir 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper