Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham milik konglomerat Prajogo Pangestu menjadi buruan investor asing selama perdagangan sepekan saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat.
Sepanjang perdagangan pada pekan ini 29 April-3 Mei 2024, IHSG mengalami peningkatan sebesar 1,40% menjadi 7.134,72 dari penutupan pekan yang lalu 7.036,07.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang pekan ini investor asing tercatat cenderung menjual sahamnya dengan net sell Rp3,13 triliun. Pada Jumat (3/5/2024), net sell mencapai Rp860 miliar.
Menurut data RTI, sepanjang sepekan ini beberapa investor asing menjual saham saham perusahaan ternama di Indonesia, diantaranya adalah, BBRI dengan net sell Rp4,9 triliun, BMRI Rp617,6 miliar, serta TLKM Rp523,7 miliar.
Selain menjual sahamnya, data perdagangan pekan ini mencatat investor asing masih tertarik pada beberapa saham perusahaan besar untuk di beli. Berikut adalah penjelasannya.
Posisi pertama saham buruan investor asing dihuni oleh saham Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dengan nilai beli bersih Rp264,7 miliar. Dalam sepekan energi terbarukan ini melonjak naik 23,82% atau 1.900 poin ke posisi Rp9.875 per saham.
Baca Juga
BREN pun menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Rp1.321 triliun.
Berikutnya adalah saham yang juga merupakan anak perusahaan Barito Group milik Konglomerat Prajogo Pangestu, yaitu PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dengan nilai beli bersih Rp244,4 miliar. Saham emiten industri petrokimia serta angkutan dan jasa ini juga berhasil naik 5,03% atau 375 poin ke posisi Rp7.825 per sahamnya.
Posisi selanjutnya ada saham perbankan swasta, yaitu PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan nilai beli bersih Rp228,7 miliar. Saham BCA melemah 4,02% atau 400 poin ke posisi Rp9.550 per saham.
Selanjutnya ada saham PT Astra International Tbk. (ASII) dengan nilai beli bersih Rp206,0 miliar. Saham emiten industri otomotif dan konglomerasi berbagai lini bisnis ini juga berhasil naik 5,40% atau 265 poin ke posisi Rp5.175 per saham.
Di posisi berikutnya ada saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dengan nilai beli bersih Rp142,2 miliar. Saham grup BUMN Pertamina yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas alam ini juga berhasil naik 10,19% atau 135 poin ke posisi Rp1.460 per saham.
Saham perusahaan yang menjadi incaran beli investor asing pada pekan ini berikutnya adalah saham PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) dengan nilai beli bersih Rp129,5 miliar. Namun, saham emiten milik MAP Group ini merosot melemah 19,69% atau 190 poin ke posisi Rp775 per saham.
Posisi ketujuh di huni oleh saham PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) dengan nilai beli bersih Rp86,3 miliar. Selama sepekan saham perusahaan milik Garibaldi Thohir ini melemah 4,95% atau 55 poin ke posisi Rp1.055 per saham.
Selain itu ada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dengan nilai beli bersih Rp83,1 miliar. Saham emiten induk yang bergerak di bidang layanan digital ini melemah 1,56% atau 1 poin ke posisi Rp63 per sahamnya.
Berikutnya ada saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) dengan nilai beli bersih Rp69,7 miliar. Saham produsen jamu terbesar di Indonesia ini melemah 0,69% atau 5 poin ke posisi Rp715 per sahamnya.
Posisi terakhir dihuni top 10 net buy oleh saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dengan nilai beli bersih per pekan ini sebesar Rp62,0 miliar. Sepanjang pekan ini, saham Unilever mencatatkan perdagangan yang positif dan berhasil naik 10,46% atau 250 poin ke posisi Rp2.640 per saham. (Fasya Kalak Muhammad)
Daftar 10 Saham Favorit Investor Asing Sepekan (29/4/2024 – 3/5/2024)
- PT Barito Renewables Energy Tbk. (Rp264,7 miliar)
- PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Rp244,4 miliar)
- PT Bank Central Asia Tbk. (Rp228,7 miliar)
- PT Astra International Tbk. (Rp206,0 miliar)
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (Rp142,2 miliar)
- PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (Rp129,5 miliar)
- PT BFI Finance Indonesia Tbk. (Rp86,3 miliar)
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (Rp83,1 miliar)
- PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (Rp69,7 miliar)
- PT Unilever Indonesia Tbk. (Rp62,0 miliar)