Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas telah melemah dalam sepekan seiring dengan meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Harga batu bara dan crude palm oil (CPO) juga melesu dalam sepekan. Simak selengkapnya perkembangan harga komoditas sepekan terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Mei 2024 di ICE Newcastle ditutup melemah 0,92% pada level US$134,50 per metrik ton pada perdagangan Jumat (26/4/2024). Kontrak ini telah melemah 5,11% dalam sepekan.
Sementara itu, batu bara kontrak Mei 2024 juga melemah 1,08% ke US$137,50 per metrik ton, mencatatkan penguatan sebesar 4,78% dalam sepekan.
Mengutip Bigmint, peserta pasar asal China tampak semakin enggan menerima batu bara kokas dengan harga tinggi, baik yang berasal dari dalam negeri maupun impor, walaupun harga batu bara kokas diperkirakan akan terus meningkat dalam waktu dekat.
Kenaikan terus menerus pada harga batu bara kokas di dalam negeri membuat daya tarik pembeli akhir dan para pedagang berkurang. Sebagian besar pabrik batu bara kokas juga mengalami kerugian dalam operasionalnya.
Di pasar impor pasokan batu bara kokas juga mencukupi. Namun, transaksi kargo yang mahal juga terhenti di pelabuhan China utara.
Baca Juga
Kemudian, moderasi harga batu bara dan volume produksi batu bara Indonesia telah melandai. Hal ini diketahui dari realisasi penerimaan SDA nonmigas tercatat sebesar Rp27,8 triliun, terkontraksi sebesar 36,7% secara tahunan.
“Untuk [penerimaan SDA] nonmigas turun lebih dalam, 36,7% ini karena batu bara mengalami koreksi, baik dari sisi harga maupun volume, jadi penerimaan SDA di PNBP mengalami koreksi,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Jumat (26/4).
Harga Emas
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,24% ke level US$2.337,96 per troy ounce pada perdagangan Jumat (26/4). Meski ditutup menguat, harga emas melemah 2,24% dalam sepekan.
Kemudian, harga emas Comex kontrak Juni 2024 juga menguat 0,20% ke US$2.347,20 per troy ounce. Namun, mencatatkan pelemahan sebesar 2,76% dalam sepekan.
Mengutip FX Empire, dalam seminggu lalu harga emas telah mengalami penurunan seiring dengan meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan permintaan terhadap aset lindung nilai.
Nantinya, tren selanjutnya akan dipengaruhi oleh rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) baru-baru ini, yang menentukan pendekatan kebijakan moneter bank sentral yakni Federal Reserve (The Fed).
Dalam jangka pendek, prospek emas juga dinilai masih bearish. Minggu mendatang juga akan dipenuhi dengan indikator-indikator ekonomi penting yang mungkin akan mempengaruhi keputusan The Fed.
Kemudian, di dalam laporannya, dikatakan bahwa para investor sebaiknya bersiap untuk menghadapi kemungkinan penurunan emas karena lingkungan pasar terus mendukung aset-aset yang lebih berisiko dan dolar yang lebih kuat daripada tempat perlindungan tradisional seperti emas.