Bisnis.com, JAKARTA – PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) atau Metland meyakini depresiasi rupiah tidak akan mengganggu kinerja penjualan rumah tapak milik perseroan pada kuartal II/2024.
Pada kuartal I/2024, MTLA mencatatkan prapenjualan alias marketing sales Rp438 miliar. Perolehan tersebut mencerminkan pertumbuhan sebesar 10,61% year-on-year (YoY) jika dikomparasikan dengan tahun sebelumnya yang meraih Rp396 miliar.
Direktur Metropolitan Land Olivia Surodjo mengatakan perolehan marketing sales perseroan didominasi oleh proyek residensial yang berkontribusi 70% atau setara Rp307 miliar.
Sementara itu, terkait dengan prospek kuartal II/2024, dia menuturkan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap penjualan di sektor properti, khususnya rumah tapak atau landed house.
“Dampak baru akan terasa kalau kami membangun properti baru atau new investment property yang menggunakan material impor. Di luar dari itu, tidak terlalu mempengaruhi penjualan,” ujar Olivia saat dihubungi Bisnis, Selasa (23/4/2024).
Dia menambahkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga tidak mengganggu permintaan. Musababnya, target pembelian produk MTLA mayoritas adalah pembeli rumah pertama, sehingga efek yang ditimbulkan tak signifikan.
Baca Juga
“Bagi konsumen properti investasi, kenaikan dolar AS bisa menjadi alternatif investasi. Namun, bukan menjadi target utama Metland,” pungkasnya.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan realisasi marketing sales sebesar Rp1,9 triliun. Metland, kata Olivia, akan melakukan inovasi strategi pemasaran digital guna memberikan stimulus tambahan agar dapat menumbuhkan kembali daya beli masyarakat.
Metland diketahui meraih laba bersih sebesar Rp417,6 miliar sepanjang 2023 atau tumbuh 5,64% YoY. Perolehan tersebut ditopang oleh kinerja pendapatan usaha yang membukukan Rp1,7 triliun, meningkat 23,1% secara tahunan.
“Laba perseroan tumbuh ditopang oleh peningkatan pendapatan dari penjualan properti dan beberapa penjualan lahan komersial di proyek residensial,” kata Olivia.
Di sisi lain, pendapatan berulang atau recurring income perseroan meningkat 12,7% secara tahunan sejalan dengan kenaikan pendapatan dari unit usaha mal yakni Metropolitan Mall Bekasi dan Grand Metropolitan, serta pertumbuhan tingkat hunian hotel.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.