Bisnis.com, JAKARTA - PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) mencatatkan penurunan laba bersih hingga 32,35% menjadi US$162,26 juta atau setara Rp2,50 triliun (kurs jisdor Rp15.439) sepanjang 2023.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, BSSR sebenarnya mencatatkan kenaikan penjualan menjadi US$1,13 miliar atau setara dengan Rp17,51 triliun. Pendapatan ini naik 10,23% dibandingkan dengan penjualan 2022 sebesar US$1,02 miliar.
Adapun penjualan BSSR ditopang oleh penjualan pihak ketiga sebesar US$1,02 miliar sementara penjualan kepada pihak berelasi hanya sebesar US$105,81 juta. Pihak berelasi tersebut antara lain Brooklyn Enterprise Pte. Ltd., Tata International Singapore Pte. Ltd., dan Tata International West Asia DMCC.
Adapun seiring dengan kenaikan penjualan BSSR juga mencatatkan kenaikan beban pokok menjadi IS$783,05 juta atau setara dengan Rp12,08 triliun. Beban ini naik sebesar 38,41% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$565,71 juta.
Kemudian terdapat kenaikan beban penjualan dan distribusi serta beban umum dan administrasi yang masing-masing tercatat sebesar US$150,09 juta dan US$12,78 juta.
Setelah diakumulasikan dengan beban dan pendapatan lainnya, tercatat BSSR membukukan penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 32,35% menjadi US$162,26 juta atau setara Rp2,50 triliun. Padahal laba 2022 tercatat sebesar US$239,89 juta.
Baca Juga
Sementara itu, BSSR memiliki total kewajiban sebesar Rp165,97 juta dengan rician liabilitas jangka panjang sebesar US$12,38 juta dan liabilitas jangka pendek sebesar US$153,58 juta.
Adapun total ekuitas per Desember 2023 tercatat sebesar US$242,48 juta atau lebih tinggi dibandingkan posisi akhir 2022 yang tercatat sebesar US$220,47 juta. Sementara itu total aset tercatat sebesar US$408,45 juta naik tipis dari posisi 2022 sebesar US$404,83 juta.