Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas naik lagi dengan diperdagangkan mendekati level tertinggi yang pernah ada setelah rekor reli minggu lalu, karena para pedagang menunggu data inflasi AS yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai lintasan suku bunga Federal Reserve.
Harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi US$2,181.47 per ounce pada Selasa dini hari (13/3/2024), setelah mencapai rekor tertinggi pada hari Jumat di US$2,194.99 menyusul data pasar tenaga kerja AS yang mendorong taruhan penurunan suku bunga.
Emas berjangka AS ditutup 0,1% lebih tinggi pada US$2,188.6. Data inflasi harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Februari akan dirilis pada hari Selasa.
Jika data tersebut lebih baik dari laporan bulan lalu, maka hal tersebut mungkin akan sedikit mengganggu pasar emas dan mungkin menyebabkan tekanan jual dalam jangka pendek", kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, menambahkan kemungkinan besar emas akan mencapai level tertinggi baru dalam waktu dekat dikutip dari Reuters.
Investor memperkirakan peluang sekitar 70% penurunan suku bunga pada bulan Juni, menurut alat CME FedWatch.
Suku bunga rendah membantu harga emas karena mengurangi opportunity cost memegang emas batangan tanpa imbal hasil. Selain itu, pembelian bank sentral juga mendukung emas.
Baca Juga
Para spekulan emas COMEX menaikkan posisi beli bersih mereka sebanyak 63.018 kontrak menjadi 131.060 dalam pekan yang berakhir 5 Maret, menurut data pada hari Jumat. Hal itu mencerminkan sentimen bullish pada logam mulia tersebut.
"Dengan spekulan besar yang meningkatkan eksposur net-long pada laju mingguan tercepat dalam 3,5 tahun pada Selasa lalu, emas jelas dalam permintaan dan pasar tidak akan kekurangan dalam jangka waktu lama sementara para pedagang memperkirakan pemotongan suku bunga oleh The Fed," analis senior City Index, Matt Simpson dikatakan.
Perak di pasar spot naik 0,6% menjadi $24,45, sementara platinum naik 2,5% menjadi $935,02 per ounce dan paladium bertambah 0,8% menjadi $1,027.55.