Bisnis.com, JAKARTA - Emiten komponen otomotif PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) membeberkan penyebab melonjaknya laba bersih dan pendapatan sepanjang tahun 2023.
Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso mengatakan perseroan mencetak laba bersih Rp611,75 miliar hingga 31 Desember 2023. Capaian laba itu melesat 55,2% secara year-on-year (YoY) dibanding periode sama 2022 sebesar Rp394,16 miliar.
Meningkatnya laba bersih DRMA didorong meningkatnya pendapatan perseroan 41,88% YoY menjadi Rp5,54 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,90 triliun.
"Pencapaian ini menunjukkan kompetensi perseroan yang berfokus pada kinerja yang unggul, mampu merebut pangsa pasar melalui inovasi dalam pengembangan produk, serta menerapkan manajemen efisiensi," ujar Irianto dalam keterangannya, dikutip Selasa (5/3/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, strategi DRMA untuk mengerek pendapatan yaitu dengan berfokus terhadap pengembangan komponen kendaraan listrik. DRMA telah menjadi pemasok untuk battery pack, battery management system, battery swap, dan menjadi mitra bagi industri sepeda motor listrik di Indonesia.
Tak hanya itu, DRMA juga tengah gencar mengembangkan infrastruktur pendukung kendaraan listrik, yakni charging station, baik untuk fast charging maupun slow charging.
Baca Juga
"DRMA juga sedang menyiapkan BLDC Motor [Brushless Direct Current] yang ke depannya akan dipasok kepada salah satu merek sepeda motor di Indonesia serta untuk kendaraan konversi," jelasnya.
Adapun, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menetapkan outlook positif tahun 2024, dengan target penjualan mobil sebanyak 1,1 juta unit. Target itu peningkat dari penjualan mobil di Indonesia tahun 2023 yang sebanyak 1,005 juta unit.
"Sejalan dengan peningkatan target [Gaikindo] tersebut, Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan organik dobel digit di tahun 2024," pungkas Irianto.
Secara terperinci berdasarkan segmen, pendapatan DRMA dari komponen roda dua berkontribusi sebesar Rp2,90 triliun, diikuti segmen roda empat sebesar Rp1,81 triliun, dan segmen lain-lain sebesar Rp813,36 miliar.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok perseroan juga naik 38,8% menjadi Rp4,56 triliun, dibandingkan periode sama tahun 2022 sebesar Rp3,29 triliun. Alhasil, laba bruto DRMA sebesar Rp972,65 miliar, meningkat 58,41% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp614 miliar.
Kas dan setara kas akhir tahun perseroan juga melesat 93,99% menjadi Rp378,54 miliar pada 2023, dibandingkan 2022 sebesar Rp195,13 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset DRMA naik menjadi Rp3,38 triliun per 31 Desember 2023, dibandingkan posisi akhir 2022 senilai Rp2,68 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp1,35 triliun, dari posisi akhir 2022 sebesar Rp1,28 triliun. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp2,03 triliun, dari posisi 2022 sebesar Rp1,40 triliun.
--------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.