Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BYD Masuk RI, Emiten TP Rachmat DRMA Siap Pasok Komponen EV?

Masuknya mobil listrik BYD ke Indonesia diyakini turut berpengaruh ke industri komponen otomotif. Peluang itu dilirik PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA).
Mobil listrik BYD Denza N7 tipe SUV elektrik dipamerkan dalam pameran di Beijing, China pada Senin (3/7/2023). - Bloomberg/Qilai Shen
Mobil listrik BYD Denza N7 tipe SUV elektrik dipamerkan dalam pameran di Beijing, China pada Senin (3/7/2023). - Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen komponen otomotif Grup Triputra milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) merespons positif terkait masuknya mobil listrik asal China, BYD ke pasar Indonesia.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, BYD resmi meluncurkan tiga mobil listrik yaitu Seal, Atto3, dan Dolphin di Tanah Air pada Kamis (18/1/2024). Dalam rencana investasinya, BYD sudah memiliki tujuh jaringan diler hingga Januari 2024. Jumlahnya ditargekan bisa mencapai 50 outlet sampai akhir 2024.

Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso mengatakan, banyaknya merek dan model mobil listrik (electric vehicle/EV) yang masuk ke Indonesia diharapkan akan memberikan dampak positif yang signifikan dan mempercepat proses elektrifikasi kendaraan di Tanah Air.

Apalagi, lanjutnya, pemerintah Indonesia juga berperan aktif dengan memberikan insentif yang menarik bagi investor asing, dengan syarat mereka bersedia melakukan lokalisasi produksi. Alhasil, DRMA membuka peluang kolaborasi dengan produsen otomotif dari berbagai negara, tidak menutup kemungkinan dengan produsen China, BYD.

"Saat ini, kami tengah dalam tahap pembicaraan dengan beberapa merek kendaraan listrik untuk menyediakan komponennya," ujar Irianto kepada Bisnis, dikutip Jumat, (26/1/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, DRMA menyediakan komponen kendaraan listrik seperti battery pack, battery management system, battery swap, wiring harness.

Tidak hanya itu, Dharma Group juga terlibat dalam pengembangan infrastruktur pendukung kendaraan listrik, termasuk stasiun pengisian daya (charging station) baik yang cepat maupun yang lambat, serta energy storage system (ESS). 

Adapun, DRMA juga memasok komponen ke beberapa merek mobil di Indonesia. Mobil-mobil tersebut selanjutnya diekspor ke berbagai benua, termasuk Amerika Latin, Asia Pasifik, dan wilayah lainnya.

"Meskipun tidak terlibat secara langsung dalam ekspor, DRMA tetap berhati-hati dengan memantau kondisi global yang dapat mempengaruhi permintaan. Kami juga siap untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi eksternal yang mungkin memengaruhi dinamika industri ini," kata dia.

Irianto mengatakan, DRMA merencanakan pertumbuhan minimal 10% pada tahun 2024, dengan memperhatikan kondisi industri otomotif saat ini. Namun, DRMA optimistis bahwa pasar otomotif tahun 2024 akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.  

Terkait alokasi belanja modal (capex), dalam tiga tahun terakhir mulai 2020 hingga 2023, total capex DRMA hampir mencapai Rp1 triliun. Ke depan, orientasi capex DRMA akan difokuskan pada persiapan untuk model-model baru yang akan diproduksi pada tahun 2024 dan 2025.

"Oleh karena itu, pada 2024 alokasi capex kami di luar bisnis inorganik, kemungkinan besar akan digunakan untuk persiapan model-model baru, pembangunan pabrik, penambahan mesin, dan aspek lainnya, dengan perkiraan sekitar setengah dari total capex tahun 2023, yaitu sekitar Rp300 miliar," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper