Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Getol Borong Saham Rp18,44 Triliun

OJK mencatat investor asing melakukan net buy Rp18,44 triliun per 29 Februari 2024.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan investor asing telah melakukan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp18,44 triliun hingga 29 Februari 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, hal itu disebabkan karena pasar saham Indonesia masih menunjukkan penguatan, seiring dengan IHSG yang menguat 0,60% year-to-date (ytd) ke level 7.316,11 per akhir Februari 2024.

"Beberapa sektor di IHSG pada Februari 2024 masih menguat diantaranya sektor infrastruktur, dan sektor barang konsumen primer," ujar Inarno dalam Konferensi Pers RDK Bulanan, Senin (4/3/2024).

Mengacu data RTI Business, saham yang paling banyak diburu oleh investor asing selama 20 hari terakhir adalah saham-saham bank jumbo. Misalnya, BBRI diborong asing senilai Rp2,5 triliun, diikuti BBCA dan BMRI masing-masing sebesar Rp1,6 triliun.

Lebih lanjut Inarno mengatakan, dari sisi pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar saham pada Februari tercatat sebesar Rp11.687 triliun atau secara ytd naik tipis sebesar 0,11%. Sedangkan dari sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham tercatat Rp10,66 triliun ytd.

Sementara itu, di pasar surat utang, indeks pasar obligasi ICBI per akhir Februari menguat 0,98% ytd ke level 378,28. Secara ytd, yield SBN naik rata-rata sebesar 3,20 bps di seluruh tenor dengan non-residen mencatatkan net sell Rp4,93 triliun ytd. 

Di lain sisi, untuk pasar obligasi korporasi, investor asing juga tercatat melakukan aksi jual atau net sell sebesar Rp1,60 triliun ytd. 

Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) reksa dana tercatat sebesar Rp824,40 triliun atau turun 0,04% ytd. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp495,79 triliun atau turun 1,13% dan tercatat net redemption sebesar Rp16,72 triliun.

Inarno mengatakan, antusiasme penghimpunan dana di pasar modal juga masih terlihat, tercatat nilai Penawaran Umum sebesar Rp20,65 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 12 emiten hingga 29 Februari 2024. 

"Masih terdapat 84 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp56,83 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 56 perusahaan," jelasnya.

Adapun, untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 29 Februari 2024 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 512 penerbit, 170.647 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp1,08 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper