Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin terus meningkat hingga melewati level US$65.000 atau Rp1,02 miliar setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam dua tahun.
Mengutip Reuters, Senin (4/3/2024) harga Bitcoin pada telah menyentuh puncak sesi sebesar US$65,537 atau Rp1,03 miliar di awal perdagangan di Eropa, setelah mencapai level tertinggi sejak 2021 di perdagangan Asia.
Saat ini, harga Bitcoin telah naik 4% menjadi US$65,045. Sebagai catatan, Bitcoin mencapai rekor US$68,999 atau Rp1,08 miliar pada November 2021.
Mengutip Bloomberg, walaupun tampaknya terdapat kenaikan, reli Bitcoin saat ini dinilai menghadapi beberapa kendala terutama pada permintaan dari ETF Bitcoin yang dinilai tidak memuaskan.
“Mengingat rendahnya likuiditas selama akhir pekan, pasar bergerak naik untuk mengantisipasi aliran masuk ETF malam ini akan terus berlanjut dan harga akan terus menguat,” jelas salah satu pendiri platform perdagangan sosial Alpha Impact, Hayden Gughes.
Para pedagang kini bertaruh bahwa harga akan melewati rekor hampir US$69.000 yang dicapai selama pandemi Covid pada bulan November 2021.
Baca Juga
Hal tersebut berdasarkan pertimbangan permintaan ETF Bitcoin yang kuat dan kekhawatiran menghilangnya keuntungan menjelang halving Bitcoin, yang diperkirakan terjadi pada April 2024.
Adapun, setelah halving terjadi, yakni imbalan dari para penambang dipotong setengahnya, bertumbuhnya pasokan koin dapat berkurang sehingga dapat menambah tekanan pada permintaan.
Token lain yang dikenal sebagai altcoin, termasuk Cardano dan Solana, juga naik masing-masing sebesar 8% dan 1% pada Senin (4/3).
Bahkan, token berkapitalisasi kecil yang dikenal dengan koin meme juga naik akibat dari reli Bitcoin. Dogecoin naik hampir 20% dan Shiba Inu 34% dalam 24 jam terakhir.
“Ini adalah situasi yang mengingatkan pada kenaikan harga pada tahun 2021, di mana pedagang ritel ingin mendapatkan keuntungan cepat dari kenaikan harga token yang sangat fluktuatif,” jelas salah satu pendiri penyedia likuiditas derivatif aset digital Orbit Markets, Caroline Mauron.
Mauron juga berpendapat bahwa level tertinggi sepanjang masa dalam Bitcoin akan diuji dalam jangka pendek, dengan level penting US$70.000 atau Rp1,1 miliar menjadi resistensi kuat.