Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan ada 56 calon emiten yang tengah antre untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dalam pipeline OJK. Potensi penghimpunan dana di pasar modal diperkirakan tembus Rp56,83 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, antusiasme penghimpunan dana di pasar modal juga masih terlihat. Hal itu tecermin hingga 29 Februari 2024, nilai penawaran umum tercatat sebesar Rp20,65 triliun, dengan emiten baru sebanyak 12 emiten.
"Sementara itu, masih terdapat 84 pipeline penawaran umum, dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp56,83 triliun, yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 56 perusahaan," ujar Inarno dalam Konferensi Pers RDK Bulanan, Senin (4/3/2024).
Secara terperinci, OJK mencatat nilai penggalangan dana dari 56 emiten yang antre IPO tersebut sebesar Rp8,81 triliun. Selanjutnya, ada penawaran umum terbatas atau PUT sebanyak 13 penawaran, dengan nilai indikatif Rp30,06 triliun.
Selanjutnya, penawaran efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) sebanyak 7 penawaran dengan nilai indikatif Rp7,26 triliun, serta PUB EBUS Tahap I, II, dan seterusnya sebanyak 8 penawaran dengan nilai indikatif Rp10,70 triliun.
Alhasil, dengan jumlah pipeline tersebut, potensi penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp56,83 triliun. Adapun, OJK menetapkan target penawaran umum sebesar Rp200 triliun sepanjang 2024.
Baca Juga
Di lain sisi, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan ada dua calon emiten dengan aset jumbo di atas Rp250 miliar, yang masuk daftar tunggu atau pipeline penawaran umum perdana atau IPO.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan hingga 1 Maret 2023, sebanyak 19 perusahaan telah mencatatkan saham di BEI dengan total dana terhimpun Rp3,45 triliun. Di sisi lain, terdapat 17 perusahaan yang masuk daftar tunggu.
“Hingga saat ini, terdapat 17 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Nyoman melalui keterangan tertulis dikutip Senin (4/3/2024).
Jika ditilik lebih jauh, dari 17 perusahaan yang siap melantai di BEI, terdapat 2 perusahaan yang memiliki aset berskala besar atau di atas Rp250 miliar.
Sementara itu, mayoritas atau 14 perusahaan yang masuk dalam pipeline terdaftar sebagai perusahaan berskala menengah dengan aset di rentang Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Adapun terdapat 1 perusahaan beraset kecil atau di bawah Rp50 miliar.
Secara sektoral, sebanyak 2 calon emiten bergerak di sektor basic materials, lalu dari sektor konsumer siklikal ada 2 calon emiten dan nonsiklikal sebanyak 4 perusahaan.
Selanjutnya, ada 5 perusahaan yang masuk dalam pipeline berasal dari sektor industrial, 1 calon emiten dari sektor infrastruktur, dan 3 perusahaan selanjutnya bergerak di sektor teknologi.