Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke Rp15.603,5 pada Selasa (13/2/2024) atau satu menjelang quick count dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Di sisi lain, dolar AS juga mengalami koreksi.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 9 poin atau 0,06% menuju level Rp15.603,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menurun sebesar 0,01% ke posisi 104,16.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang, semisal, melemah 0,15%, rupee India sebesar 0,01%, dan ringgit Malaysia turun 0,04%. Adapun yuan China menguat 0,04%, won Korea naik 0,26%, dan baht Thailand menguat 0,56%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan Survei Ekspektasi Konsumen bulan Januari, yang dirilis Federal Reserve Bank of New York, menunjukkan inflasi satu dan lima tahun dari sekarang tidak berubah pada angka masing-masing 3% dan 2,5%.
Sementara itu, proyeksi kenaikan inflasi tiga tahun dari sekarang turun menjadi 2,4%, dari sebelumnya sebesar 2,6% pada Desember. Angka ini menjadi yang terendah sejak Maret 2020.
Ibrahim menambahkan bahwa menurut jajak pendapat Reuters, para ekonom memperkirakan penjualan ritel untuk bulan Januari akan mengalami penurunan sebesar 0,1%, setelah pada bulan sebelumnya mencatatkan kenaikan sebesar 0,6%.
Baca Juga
“Perubahan ekspektasi mengenai kapan dan seberapa cepat bank sentral akan menurunkan suku bunga seiring dengan penurunan inflasi merupakan pendorong yang signifikan terhadap pasar mata uang saat ini,” kata Ibrahim dalam riset yang dipublikasikan pada Selasa (13/2/2024).
Menurutnya, data ketenagakerjaan yang kuat pada Februari 2024, sebagian besar telah mengesampingkan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada Maret. Oleh karena itu, pasar melihat pergerakan pada bulan Mei sebagai hal yang lebih mungkin terjadi.
Dari sisi internal, Pilpres 2024 akan memiliki pengaruh pada kondisi ekonomi. Sentimen Pemilu dan Pilpres diperkirakan mewarnai pergerakan pasar keuangan terutama mata uang garuda.
“Terlebih Pilpres kali ini sangat penting mengingat sekitar 204,81 juta warga Indonesia yang terdaftar memilih akan menentukan siapa presiden Indonesia berikutnya,” kata Ibrahim.
Dia menilai ketatnya persaingan antarcalon presiden dan wakil presiden akan sangat mempengaruhi laju pasar keuangan dalam negeri pekan ini.
Diperkirakan pasar akan volatil sebelum pemilu dan kemungkinan bergerak menguat atau melemah tajam pada Kamis (15/2) tergantung pada hasil quick count Pilpres. Hasil tersebut setidaknya menunjukkan apakah Pilpres akan berlangsung satu atau dua putaran.
“Pelaksanaan pilpres satu atau dua putaran ini akan mempengaruhi sentimen investasi, terutama dari investor asing. Pasalnya, belum ada kejelasan mengenai kebijakan yang akan diambil ke depan,” tutur Ibrahim.
Dia memperkirakan pergerakan mata uang rupiah pada perdagangan Kamis (15/2/2024) bakal bergerak secara fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.580 – Rp15.670.