Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke level Rp15.594 pada perdagangan hari ini, Senin (12/2/2024), jelang quick count periode Pilpres 2024 pada 14 Februari 2024. Mata uang kawasan Asia terpantau mayoritas menguat, sedangkan dolar AS keok.
Mengacu data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang rupiah ditutup menguat 0,26% atau 40,5 poin ke level Rp15.594 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau melemah 0,18% ke posisi 103,92.
Adapun, mata uang kawasan Asia lainnya yang terpantau menguat terhadap dolar AS sore ini, misalnya, yen Jepang naik 0,17%, dolar Singapura naik 0,11%, won Korea menguat 0,13%, yuan China menguat 0,04%, rupee India naik 0,05%, dan ringgit Malaysia naik 0,16% dan baht Thailand menguat 0,19%.
Sementara itu, mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS yakni dolar Hongkong turun 0,01%, dolar Taiwan turun 0,08%, dan peso Filipina melemah 0,28%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, data CPI AS untuk bulan Januari 2024 akan dirilis pada Selasa, (13/2/2024) dan diperkirakan menunjukkan sedikit penurunan inflasi.
Kendati demikian, menurutnya tekanan harga diperkirakan masih akan tetap relatif stabil, dengan angka CPI inti khususnya akan tetap jauh di atas target tahunan Federal Reserve sebesar 2%, sebuah skenario yang memberikan dorongan lebih besar bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Baca Juga
"Pejabat bank sentral diperkirakan akan lebih meremehkan spekulasi penurunan suku bunga lebih awal. Menurunnya spekulasi mengenai pelonggaran moneter lebih awal oleh The Fed telah memukul mata uang Asia dalam beberapa sesi terakhir, dan membuat dolar berada dalam jangkauan puncaknya dalam tiga bulan," ujarnya dalam riset Senin, (12/2/2024).
Di lain sisi, Deputi Gubernur Bank of Japan Shinichi Uchida mengatakan pengurangan sikap ultra-dovish BOJ akan dilakukan secara bertahap. Meskipun Uchida mengisyaratkan berakhirnya rezim suku bunga rendah BOJ, komentarnya membuat para pelaku pasar mengabaikan peluang kenaikan suku bunga yang cepat oleh BOJ.
Menurutnya, skenario seperti itu menjadi pertanda buruk bagi mata uang yen, yang terpukul oleh semakin besarnya kesenjangan antara suku bunga lokal dan suku bunga AS selama dua tahun terakhir.
Sementara itu, dari sentimen domestik, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05% pada 2023, maka menurutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,07% pada tahun 2024. Pertumbuhan tersebut, ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang terus meningkat.
Ibrahim mengatakan, ada risiko terkait Pemilu yang akan berlangsung serentak di Indonesia pada 14 Februari 2024 mendatang. Namun menurut Ibrahim dari pelaksanaan Pemilu tahun ini dapat menimbulkan dampak positif, khususnya terhadap peningkatan belanja atau konsumsi rumah tangga.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.550 hingga Rp14.630," pungkasnya.