Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Karya, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) membukukan nilai kontrak baru senilai Rp3,5 triliun. Perolehan ini meningkat 99,96% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu (year-on-year/YoY).
Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan bahwa perolehan kontrak baru ini didominasi oleh proyek dengan sumber dana pemerintah sebesar 90,50%, kemudian BUMN mencapai 7,76%, dan swasta menyumbang sebesar 1,74%.
Sementara itu, perolehan kontrak baru tertinggi yaitu pada sektor jalan dan jembatan sebesar 62,03%, gedung mencapai 28,47%, pelabuhan 7,76%, serta lainnya sebesar 1,74%.
Bakhtiyar menuturkan nilai kontrak yang diperoleh pada Januari 2024 merupakan langkah awal yang baik bagi PTPP. Hal ini juga menjadi bentuk komitmen dan konsistensi perseroan dalam memperkuat core business konstruksi dalam rangka mencapai target pada akhir 2024.
“Kami bersyukur di awal tahun 2024 kami telah mendapatkan angka kontrak baru yang cukup menjanjikan, ini menjadi semangat perseroan untuk dapat mencapai target tahun ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (5/2/2024).
Secara rinci, capaian kontrak baru PTPP pada awal tahun ini adalah proyek Kantor PUPR Wing 2 senilai Rp815,5 miliar, proyek pembangunan Jalan Seksi 6C Rp746,6 miliar, proyek Jalan Tol Serang Panimbang Seksi 3 senilai Rp622,4 miliar.
Baca Juga
Selain itu, terdapat proyek pembangunan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Tahap 2 senilai Rp469,9 Miliar, dan proyek pembangunan Jalan Tol 3B Tahap 2 senilai Rp359 miliar.
Bakhtiyar menuturkan PTPP saat ini fokus menyelesaikan proyek-proyek strategis nasional dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berjumlah cukup banyak pada tahun ini. Perseroan pun tetap memperhatikan kualitas, keselamatan, dan manajemen risiko.
Di sisi lain, PTPP menghentikan progres pembangunan konstruksi BSI Tower dan melakukan evaluasi mendalam. Hal ini buntut dari retaknya Gedung Heritage ESDM di sejumlah sisi.
Diberitakan sebelumnya bahwa Gedung kementerian ESDM mengalami keretakan dan penurunan disebabkan oleh pembangunan tahap awal yaitu pondasi dan basemen gedung.
Bakhtiyar menyampaikan bahwa dengan adanya penurunan tanah tersebut, perseroan memberhentikan sementara proses pekerjaan BSI Tower. PTPP juga melakukan evaluasi dan menyusun tindak lanjut perencanaan mitigasi.
“Kami saat ini tengah mengevaluasi bersama ahli geoteknik dan didampingi oleh Kementerian PUPR dalam mengantisipasi settlement ini agar terkendali ke depannya. Tentunya kami juga akan berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian ESDM untuk meminimalkan dampak dan mengembalikan kondisi bangunan Gedung Heritage,” ujarnya.
Pembangunan BSI Tower telah dimulai sejak November 2023. PTPP ditunjuk sebagai kontraktor pemenang tender dengan skema build, operate & transfer (BOT) selama 30 tahun.