Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir diketahui mengusulkan anggaran Kementerian BUMN sebesar Rp604 miliar dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Usulan itu diarahkan untuk memperkuat peran Kementerian BUMN sebagai pengawal program strategis dan penugasan pemerintah kepada perusahaan pelat merah.
Erick menyatakan alokasi anggaran tersebut antara lain digunakan untuk mendampingi program Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia, serta mengawal program-program restrukturisasi dan penghapusan piutang perusahaan negara.
“Belum lagi nanti dari Danantara ada rencana restrukturisasi. Itu juga nanti kami akan mendampingi dan membantu dari kegiatan Danantara,” ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (8/7/2025).
Menurutnya, Kementerian BUMN tidak hanya berperan sebagai pembina, tetapi juga memiliki tanggung jawab strategis dalam pengawasan pelaksanaan penugasan pemerintah. Dalam konteks ini, kehadiran Danantara dinilai penting untuk memastikan kontribusi berkelanjutan dari BUMN bagi perekonomian nasional.
Erick menambahkan bahwa Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan telah berhasil menjalin kolaborasi dalam penugasan pemerintah. Salah satunya soal subsidi kompensasi yang sebelumnya dua tahun menjadi 6 bulan.
“Tetapi kami sedang lobi lagi dari Menteri Keuangan yang sudah oke juga. Untuk subsidi kompensasi ini bisa dibayarkan dengan valuta atau dolar ataupun nanti keputusannya seperti apa,” ucap Erick yang juga menjabat Ketua Umum PSSI.
Langkah ini, menurut Erick, menjadi bagian dari upaya menjaga kinerja operasional Danantara ke depan. Selain itu, Kementerian BUMN dan Danantara juga berkomitmen meningkatkan performa BUMN melalui penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Di sisi lain, alokasi anggaran yang mencapai Rp604 miliar disebut akan memberikan timbal balik bagi negara. Dengan peningkatan performa, dia meyakini BUMN akan mampu menyetor dividen lebih besar ke kas negara melalui Danantara.
“Nah jadi kita tidak istilahnya membebani keuangan negara. Tapi kita yakini kita juga akan memberikan kontribusi tambahan kepada negara,” pungkas Erick.