Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Alami Koreksi, Saham BBNI & TPIA Berusaha Menjangkari

IHSG mengalami koreksi 0,33 persen atau setara 28 poin ke level 7.226. Saham TPIA dan BBNI masih menguat saat IHSG alami koreksi.
Pandu Gumilar,Rizqi Rajendra
Pandu Gumilar & Rizqi Rajendra - Bisnis.com
Rabu, 24 Januari 2024 | 09:29
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi 0,33 persen atau setara 28 poin ke level 7.226 pada pembukaan perdagangan Rabu (24/1/2024). Saham TPIA dan BBNI masih menguat saat IHSG alami koreksi.

Di tengah pelemahan indeks komposit, investor mentransaksikan 2,51 miliar saham dengan frekuensi perdagangan sebanyak 224.078 kali. Berdasarkan data  RTI, nilai perdagangan pagi ini diperkirakan mencapai Rp1,79 triliun.

IHSG sempat mendaki ke posisi 7.271 sebagai level tertinggi saat pembukaan sebelum mendekam ke posisi terendah di 7.225. Pelemahan indeks komposit disebabkan oleh 259 saham yang melemah, 211 saham stagnan dan hanya 166 saja yang menguat.

Beberapa saham big caps yang melemah diantaranya adalah BYAN 1,52%, BBRI 1,32%, AMMN 1,3% dan BBCA 0,78%. Di sisi lain saham TPIA milik Prajogo Pangestu masih menguat 1,82% dan BBNI 0,46%.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, belum terdapat validasi yang cukup kuat untuk IHSG mengakhiri fase konsolidasinya, meski kemarin IHSG ditutup di atas 7.250. 

"IHSG memang kembali membentuk lower shadow panjang di hari ketiga berturut-turut, namun volume transaksi masih cenderung melanjutkan penurunannya," ujar Valdy dalam riset Rabu, (24/1/2024). 

Dia mengatakan, pada perdagangan hari ini, level resistance IHSG di angka 7.300, sedangkan level pivot adalah 7.250 dan level support di angka 7.200.

Dari sentimen regional Asia, keputusan Bank of Japan (BoJ) untuk menahan suku bunga acuan di -0,1% pada Selasa, (23/1) tidak berdampak signifikan pada IHSG kemarin. Fokus pelaku pasar di Indonesia masih tertuju pada rilis laporan keuangan kuartal IV/2023 terutama oleh emiten perbankan yang dimulai pada tengah pekan ini.

Dari eksternal, data manufaktur (flash) Euro Area, Jerman, Inggris dan AS dijadwalkan rilis Rabu (24/1). Sayangnya, realisasi dari data-data tersebut diperkirakan cenderung stagnan atau pulih dengan laju yang sangat lambat dan masih tertahan pada kondisi kontraksi.

Valdy mengatakan, sesuai perkiraan pasar, sejumlah peritel di AS membukukan kinerja kuartal IV/2023 atau proyeksi 2024 yang kurang memuaskan. Kondisi ini memicu pelemahan DJIA pada perdagangan Selasa (23/1). Sebaliknya, sejumlah saham teknologi justru memiliki proyeksi yang cukup menarik pada 2024. 

Adapun, Netflix, IBM dan Intel dijadwalkan rilis laporan keuangan pada pekan ini. Dari data ekonomi, pasar mengantisipasi rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2023 pada Kamis,(25/1).

Sebelumnya, mayoritas indeks di Eropa lebih dulu ditutup melemah kemarin. Pelemahan tersebut dipicu oleh antisipasi pasar terhadap data indeks manufaktur dari Euro Area, Jerman dan Inggris yang diperkirakan relatif stagnan atau naik terbatas di area kontraksi (<50) di Januari 2024. 

Selain itu, pasar juga mengantisipasi pertemuan European Central Bank (ECB), tapi tidak berharap banyak terhadap petunjuk pemangkasan suku bunga acuan di 2024 pada Kamis, (25/1).

Sementara itu, harga minyak cenderung terkoreksi setelah Libya dikabarkan kembali mengoperasikan major oil fields dan produksi di North Dakota, AS kembali normal. Harga brent oil turun 0,42% ke US$79,72 per barel, sementara harga crude oil turun 0,31% ke US$74,50 per barel kemarin.

Dengan sederet sentimen tersebut, Phintraco Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham bank masih dapat diperhatikan, seperti BBNI, BNGA, dan BTPS. Selain saham bank, pelaku pasar dapat mencermati peluang trading buy pada AMRT, MIDI, dan ADMR.

-----------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper