Bisnis.com, JAKARTA - Sederet emiten pelayaran Tanah Air, seperti SMDR, ELPI hingga KLAS kompak parkir di zona hijau pada hari ini, Senin, (15/1/2024). Menghijaunya saham-saham emiten kapal sejalan dengan konflik di Laut Merah yang kian memanas.
Salah satu emiten pelayaran yang tersengat konflik di Laut Merah misalnya, saham PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) terpantau naik 8,43% atau 30 poin ke level Rp386 per saham.
Sepanjang perdagangan hari ini, saham SMDR ditransaksikan sebanyak 17.896 kali dengan volume 238,33 juta saham. Alhasil, nilai transaksi tembus Rp90,62 miliar. Sejak awal tahun 2024, saham SMDR telah menguat 20,63%.
Selanjutnya, saham PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk. (ELPI) juga menguat 1,43% atau 4 poin ke posisi Rp284 per saham. Nilai transaksi saham ELPI tembus Rp769,15 juta hari ini dari penjualan 2,71 juta saham.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana pun menyematkan rekomendasi trading buy untuk saham SMDR dan ELPI. Hal itu seiring dengan ekskalasi konflik di Laut Merah,
"Rekomendasi trading buy untuk SMDR dengan target harga Rp394-Rp406 per saham, dan saham ELPI dengan target harga Rp292-Rp300 per saham," ujar Herditya kepada Bisnis, Senin, (15/1/2024).
Baca Juga
Tak hanya itu, saham PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk. (KLAS) naik 6,17% ke posisi Rp86 per saham. Kemudian saham PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. (NELY) ditutup stagnan di level Rp525 per saham, namun saham NELY menguat 8,02% secara year-to-date (ytd).
"Saham NELY direkomendasikan beli dengan target Rp550-Rp575. Sedangkan saham KLAS rekomendasi spekulasi beli dengan harga Rp92 hingga Rp98 per saham," pungkas Herditya.
Beberapa saham emiten kapal yang parkir di zona hijau lainnya PT Transpower Marine Tbk. (TPMA) naik 2,88% ke level Rp715. Diikuti saham Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk. (BBRM) naik 10,94% ke level Rp71 per saham.
Tak ketinggalan, emiten kapal milik Tommy Soeharto, PT Humpuss Maritim Internasional Tbk. (HUMI) naik 1,30% ke level Rp156. Namun, saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. (HITS) stagnan di level Rp464 per saham.
Perlu diketahui, konflik Laut Merah berpotensi menaikkan biaya kapal (freight reight) serta berpotensi memberikan keuntungan emiten dengan jalur dan rute internasional. Pemicu konfliknya yaitu Amerika Serikat (AS) dan Inggris menggempur Yaman dengan alasan meredam serangan Kelompok Houthi yang belakangan memborbardir kapal di Laut Merah.
Namun, konflik Laut Merah dapat memicu biaya logistik yang mahal karena angkutan logistik lebih memilih untuk berputar melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan ketimbang melewati Terusan Suez, Mesir. Alhasil, biaya dan waktu pengiriman bertambah.
---------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.