Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten angkutan laut PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) dinilai dapat tersengat sentimen positif dari eskalasi konflik Gaza-Israel ke wilayah Laut Merah.
Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M. Mulia mengatakan kondisi geopolitik di Timur Tengah yang berpengaruh ke rute pelayaran memiliki potensi dampak positif bagi SMDR. Kapal-kapal yang melakukan mitigasi rute dapat meningkatkan biaya pengapalan (freight rate).
“Freight rate dapat terdorong ke atas, artinya harga menjadi naik dan kenaikan ini bisa mempengaruhi semua service pelayaran,” kata Bani kepada Bisnis, Senin (8/1/2024).
Bani menjelaskan lebih lanjut bahwa SMDR tidak melayani atau menyediakan kapal dengan rute ke Israel, namun kenaikan freight rate ikut berdampak positif bagi kinerja. Menurut Bani, mitigasi rute akan ikut berdampak pada biaya dan kondisi permintaan dan kesediaan kapal di dunia.
“Oleh karena itu, bagi perusahaan pelayaran seperti kami yang tidak melayani Israel dan rute Israel, namun tetap mendapat dampak kenaikan freight rate, kondisi ini potentially favorable,” jelasnya.
SMDR juga menambah service baru yang menyambungkan Timur Tengah dengan Asia Tenggara, service ini kata Bani berpotensi memberikan hasil yang lebih baik karena kondisi yang terjadi di Laut Merah.
Baca Juga
Sementara itu, berdasarkan data RTI Business pukul 15.25 WIB, saham SMDR berada di level Rp358 per saham. Sepanjang perdagangan saham SMDR bergerak di level Rp352 hingga Rp370 per saham. Adapun kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp5,86 triliun.
Secara akumulasi saham SMDR naik 11,88% dalam perdagangan sepekan, sementara itu dalam perdagangan sebulan sahamnya naik 20,95%. Secara year-to-date, saham SMDR naik 11,88%.