Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggarkan Capex Rp6,2 Triliun, Simak Prospek Kinerja Chandra Asri (TPIA)

Chandra Asri Pacific (TPIA) menganggarkan capex hingga US$400 juta dengan alokasi pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride sebesar US$300 juta.
Pekerja beraktivitas pada proyek pengaspalan berbahan campuran plastik yang diproduksi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. di kawasan BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas pada proyek pengaspalan berbahan campuran plastik yang diproduksi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. di kawasan BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten petrokimia Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) menganggarkan belanja modal US$400 juta setara Rp6,2 triliun (kurs jisdor Rp15.568) sepanjang 2024. Sebagian belanja modal dianggarkan untuk pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC). 

Direktur Chandra Asri Grup Suryandi mengatakan TPIA menganggarkan capex hingga US$400 juta dengan alokasi pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC) sebesar US$300 juta. 

“Di mana US$300 juta itu adalah untuk memulai pembangunan [pabrik] awal tahun ini,” katanya saat paparan publik insidentil, Rabu (10/1/2024). 

Pabrik CA-EDC merupakan kerja sama TPIA dengan Inalum. Pabrik ini memakan nilai investasi hingga US$800 juta atau setara Rp12,45 triliun. Pabrik baru tersebut akan menyumbang margin positif terhadap pendapatan konsolidasi Grup Chandra Asri nantinya.

Adapun, Suryandi mengatakan asumsi untuk pendapatan dan laba bersih TPIA sepanjang 2024 tidak jauh dari pencapaian 2023. Hal itu disebabkan oleh bisnis petrokimia tidak terlepas dari kondisi global yang terjadi.

Menurut Suryandi, faktor geopolitik akan mempengaruhi pasokan dan permintaan petrokimia. Terlebih, sepanjang 2024 pendapatan TPIA masih akan disumbang sebagian besar oleh petrokimia yang memang menurun di tahun-tahun tertentu. 

Meski demikian, TPIA yang sudah mulai melakukan diversifikasi ke bisnis infrastruktur disebut akan dapat mengimbangi bisnis petrokimia yang fluktuatif. Bisnis infrastruktur, menurut Suryandi, memiliki kinerja yang lebih stabil dan dapat memberikan manfaat terutama saat petrokimia sedang lesu. 

“Semoga di akhir tahun 2024 ini kita bisa melihat bahwa bottom line-nya akan lebih baik,” jelasnya. 

Bisnis infrastruktur yang dimaksud adalah terkait kebutuhan industri dan sehari-hari seperti listrik, air, plastik dan PVC yang dijalankan melalui anak-anak usaha TPIA. 

Terpisah Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan kinerja TPIA memang sulit diprediksi disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja. 

“Karena dari zaman dulu TPIA itu kinerjanya  naik turun. Jadi ada banyak hal di sana,” jelas Martha. 

Martha mengatakan meski TPIA terkenal dengan pendapatan jumbo, namun beban pokok juga ikut melambung yang dapat menekan laba bersih. Beban yang besar tersebut dapat membuat laba bersih turun atau bahkan berbalik rugi. 

Per September 2023 TPIA mencatatkan penurunan pendapatan bersih 14,6% secara tahunan menjadi US$1,66 miliar dan EBITDA positif sebesar US$108,9 juta, dibandingkan dengan EBITDA sebesar US$11,1 juta untuk periode yang sama pada tahun 2022 atau meningkat sebesar 881%. 

Sementara itu, beban pokok pendapatan menurun menjadi US$1,59 miliar pada periode September 2023 dari US$1,95 miliar pada pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Penurunan pendapatan disebabkan oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih rendah yaitu naphtha dengan rata-rata US$645 per ton untuk periode tahun 2023 dibandingkan rata-rata sebesar US$902 per ton untuk periode yang sama tahun lalu. Hal ini dipicu oleh penurunan harga minyak mentah Brent sebesar 18,6% menjadi rata-rata US$83 per barel dibandingkan dengan rata-rata US$102 per barel

Suryandi mengatakan meskipun terdapat ketidakpastian geopolitik dan harga energi yang berlanjut, Chandra Asri tetap optimis mengenai prospek jangka panjangnya dan dengan tekun mengejar rencana ekspansinya dengan fokus dan disiplin, sambil memperkuat rantai nilai industri Indonesia. 

Strategi M&A programatik dan integrasi aset inti infrastruktur yang diakuisisi berjalan lancar dan sesuai dengan harapan, untuk mendukung upaya TPIA memperkuat inti keuangannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper