Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk. (SMGA) akan memacu bisnis perdagangan nikel hingga batu bara setelah penawaran umum saham perdana (IPO).
PT Sumber Mineral Global Abadi menjalankan kegiatan usahanya di bidang perdagangan nikel dan batu bara untuk pasar domestik di Indonesia. SMGA merupakan bagian dari kelompok usaha PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) yang merupakan perusahaan perdagangan batubara di pasar ekspor dan domestik.
SMGA memegang tiga Izin Usaha Pertambangan (IUP) – Operasi Produksi Khusus (OPK) untuk pengangkutan dan penjualan komoditas mineral logam, komoditas batubara, dan komoditas mineral bukan logam.
Dalam proses IPO SMGA, masa penawaran dilakukan pada tanggal 8-11 Januari 2024. SMGA akan menerbitkan 1.750.000.000 (1,75) miliar daham dengan nilai nominal Rp20 per saham. Harga penawaran Rp100-Rp105 sehingga SMGA berpotensi meraup dana IPO Rp175 miliar-Rp183,75 miliar.
"Perseroan saat ini masih menunggu Pernyataan Efektif dari OJK yang rencananya akan diterima pada tanggal 19 Januari 2024," papar Direktur Utama Sumber Mineral Global Abadi Julius Edy Wibowo, dalam siaran pers, Selasa (9/1/2024).
Dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka pengadaan nikel dan batu bara sesuai kegiatan bisnis yang
dijalankan SMGA. Perusahaa juga melakukan pembayaran atas pembelian nikel dan batu bara dari supplier.
Baca Juga
Julius Edy Wibowo mengatakan bahwa Grup telah berpengalaman lebih dari 15 tahun pada industri energi pada umumnya dan
perdagangan komoditas hasil pertambangan sejak tahun 2008. IPO SMGA bertujuan melanjutkan pertumbuhannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan laba.
"Dengan IPO, perusahan juga menciptakan pertumbuhan dan sinergi yang berkelanjutan serta memiliki tata kelola yang lebih baik
dan profesional dalam menjalankan kegiatan usahanya," imbuhnya.
Apalagi industri komoditas terutama nikel sedang bertumbuh. Variasi produk nikel mulai dari stainless steel hingga saat ini yang sedang booming ialah kendaraan listrik.
"Kita lihat bahwa seluruh dunia is moving towards electric vehicle (EV), jadi saya melihat ini ada satu kesempatan besar, kebetulan yang pertama negara kita memiliki sumber daya yang sangat besar dan yang kedua kebutuhan dunia di industri ini juga sangat besar,” jelasnya.
Penjamin Pelaksana Emisi dalam IPO SMGA adalah PT Victoria Sekuritas Indonesia. Direktur Victoria Sekuritas Indonesia, R.A. Wisnu Widodo menyatakan keyakinannya terhadap pertumbuhan dan prospek usaha SMGA ke depan.
Bisnis SMGA di industri trading nikel memiliki potensi untuk bertumbuh dengan dukungan permintaan nikel yang meningkat untuk stainless steel dan baterai EV. Untuk segmen batubara, SMGA juga berhasil mengamankan kontrak dengan pemilik IUP-OP dan trader batubara kalori rendah (setara ICI 5) yang penting untuk penggunaan domestik PLTU.
Selain itu, prospek usaha SMGA melalui entitas anak yaitu PT Jasatama Mandiri Sukses (JMS) yang bergerak di bidang pertambangan batu gamping. Batu gamping merupakan bahan penting yang digunakan sebagai bahan campuran di industri pengolahan bijih nikel untuk menghilangkan pengotor seperti silika dan fosfor.
"JMS berencana akan memulai produksi batu gamping pada kuartal I/2024," paparnya.
Kegiatan pertambangan JMS berlokasi pada Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah dengan luas wilayah 85,73 ha. Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan oleh JMS, cadangan (reserves) batu gamping yang dimiliki oleh JMS saat ini adalah sebesar 300 juta ton dengan perkiraan usia tambang sekitar 150 tahun.