Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Masih dalam Fase Bearish

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini, Selasa (9/1/2024), masih berisiko melemah karena kurangnya sentimen positif seperti kemarin.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini, Selasa (9/1/2024), masih berisiko melemah karena kurangnya sentimen positif seperti kemarin.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.525 per dolar AS pada perdagangan awal pekan, Senin, (8/1/2024). Mata uang Asia terpantau bervariasi, sedangkan indeks dolar AS melemah sore ini.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan penurunan 0,06% atau 9,5 poin ke level Rp15.525 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS bergerak melemah tipis 0,01% ke posisi 102,39.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya terpantau bervariasi. Mata uang yang ikut melemah terhadap dolar AS, misalnya dolar Singapura melemah 0,07%, peso Filipina turun 0,19%, yuan China turun 0,16%, dan baht Thailand ambles 0,69%.

Sementara itu mata uang Asia yang masih kebal terhadap dolar AS yakni yen Jepang naik 0,13%, dolar Hongkong naik 0,04%, won Korea naik 0,01%, rupee India naik 0,11%, dan ringgit Malaysia naik 0,14%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan para pelaku pasar mengurangi taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya secepatnya pada bulan Maret 2024.

Menurutnya, gagasan tersebut diperburuk oleh data nonfarm payrolls yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat (5/1/2024) yang menunjukkan ketahanan di pasar tenaga kerja yang memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

"Inflasi AS menjadi fokus setelah data nonfarm payrolls mengejutkan, pasar kini fokus pada data utama inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Desember, yang akan dirilis pada Kamis (11/1) pekan ini," ujar Ibrahim dalam riset, Selasa (9/1/2024).

Dia mengatakan, alat CME Fedwatch menunjukkan para pelaku pasar menarik kembali ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada Maret 2024. Para pelaku pasar sekarang memperkirakan peluang sekitar 63% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan Maret, turun dari peluang lebih dari 73% yang diperkirakan pada minggu lalu.

Dari sentimen domestik, inflasi di Indonesia masih terkontrol. Inflasi tercatat berada di angka 2,61% berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2023. Meskipun begitu, inflasi yang dimaksud adalah inflasi secara umum dan berbeda dengan inflasi pangan.

Namun di sisi lain, menurutnya rasa optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2024 semakin meningkat di kalangan pengusaha dan masyarakat ketika memasuki tahun politik.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.510- Rp15.550," pungkas Ibrahim.

14:15 WIB
Nilai Tukar Rupiah Dolar AS di BCA

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada pukul 09.48 WIB menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.503 dan harga jual sebesar Rp15.523 berdasarkan e-rate.

Lalu, berdasarkan bank notes, BCA pada pukul 08.01 WIB menetapkan harga beli sebesar Rp15.355 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp15.655 per dolar AS.

Kurs            Beli (Rp)    Jual (Rp)

TT Counter   15.355      15.655

E Rate          15.503      15.523

Bank Notes   15.355      15.655

11:45 WIB
Cadangan Devisa Indonesia

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan cadangan devisa Indonesia masih akan mengalami fluktuasi pada 2024.

Hal ini dikarenakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang diperkirakan masih cukup besar pada tahun ini.

“Mengenai tahun 2024, nampaknya tekanan terhadap rupiah masih akan cukup besar dan cadangan devisa kemungkinan akan cukup fluktuatif,” katanya.

Di sisi lain, Riefky mengatakan cadangan devisa pada 2024 juga berpotensi terjaga, yang didukung oleh kebijakan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) SDA di dalam negeri dan adanya kemungkinan the Fed menurunkan suku bunga. 

Dia memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak pada kisaran Rp14.800-Rp15.200 per dolar AS pada 2024.

10:30 WIB
Rupiah Masih Bisa Rebound

Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani menyampaikan, ketidakpastian geopolitik masih cukup tinggi meski diperkirakan tak setinggi di tahun sebelumnya. 

Selain itu, potensi tekanan terhadap penciptaan cadangan devisa dan nilai tukar juga masih cukup tinggi, khususnya bila kondisi konflik geopolitik memanas dan harga minyak global kembali naik signifikan. 

“Namun, dalam best case scenario, bila diasumsikan bahwa kondisi geopolitik bisa lebih stabil sepanjang tahun dan pemulihan ekonomi global seperti yang diharapkan, potensi tekanan terhadap penciptaan cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar akan lebih rendah,” kata Shinta kepada Bisnis


Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper