Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apindo Bicara Faktor Pendukung Rupiah dan Cadangan Devisa pada 2024

Apindo melihat bahwa nilai tukar rupiah dan cadangan devisa 2024 akan sangat tergantung pada berbagai faktor.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani menyampaikan paparan saat konferensi pers Outlook Ekonomi dan Bisnis Apindo 2024 di Jakarta, Kamis (21/12/2023). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani menyampaikan paparan saat konferensi pers Outlook Ekonomi dan Bisnis Apindo 2024 di Jakarta, Kamis (21/12/2023). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melihat bahwa nilai tukar rupiah dan cadangan devisa 2024 akan sangat tergantung pada faktor geopolitik, kebijakan stabilitas makro ekonomi, hingga inbound investasi yang dapat diciptakan di dalam negeri sepanjang proses transisi.

Bukan tanpa sebab. Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani menyampaikan, ketidakpastian geopolitik masih cukup tinggi meski diperkirakan tak setinggi di tahun sebelumnya. 

Selain itu, potensi tekanan terhadap penciptaan cadangan devisa dan nilai tukar juga masih cukup tinggi, khususnya bila kondisi konflik geopolitik memanas dan harga minyak global kembali naik signifikan. 

“Namun, dalam best case scenario, bila diasumsikan bahwa kondisi geopolitik bisa lebih stabil sepanjang tahun dan pemulihan ekonomi global seperti yang diharapkan, potensi tekanan terhadap penciptaan cadangan devisa dan stabilitas nilai tukar akan lebih rendah,” kata Shinta kepada Bisnis, Senin (8/1/2024).

Menurutnya, potensi pelemahan tersebut akan jauh lebih dapat diatur bahkan tidak terjadi pelemahan sama sekali jika Indonesia mampu menciptakan pertumbuhan revenue ekspor & investasi asing yg lebih tinggi dibandingkan 2023.

Kendati demikian, kondisi tersebut membutuhkan kerja keras dari pemerintah petahana, para pemimpin baru, dan stakeholders transisi, termasuk masyarakat, dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dan produktif sepanjang proses transisi.

“Semakin investasi Indonesia di 2024 bisa diatur agar tetap terbuka terhadap aktivitas ekonomi asing, kondusif, kompetitif dan pro-penciptaan produktivitas ekspor, Indonesia akan memiliki peluang yang lebih tinggi untuk menghindari risiko pelemahan nilai tukar dan penipisan cadangan devisa tanpa perlu menambah instrumen utang baru,” tuturnya. 

Kemudian, soal evaluasi kebijakan moneter di 2023, Apindo melihat bahwa kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah sangat prudent dan sesuai dengan kebutuhan penciptaan stabilitas makro-ekonomi. Ini termasuk peluncuran instrumen-instrumen moneter baru seperti SVBI, SRBI, dan SUVBI yang turut membantu peningkatan penerimaan penerimaan asing untuk kecukupan devisa dan penciptaan stabilitas nilai tukar.

Apindo optimistis, capaian positif tersebut dapat dipertahankan di 2024, dengan catatan tidak ada gangguan stabilitas sosial-politik, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Adapun catatan besar Apindo untuk kebijakan moneter adalah terkait tingkat suku bunga dan nilai tukar yang dianggap masih tidak kompetitif oleh pelaku usaha serta perlunya peningkatan financial deepening.

Pelaku usaha berharap, BI dan pemerintah dapat menurunkan suku bunga sesegera mungkin hingga ke level suku bunga yang kompetitif di level ASEAN-5 ketika tingkat risiko terhadap stabilitas makro ekonomi dan moneter nasional bersifat minimal.

Selain itu, nilai tukar dinilai masih perlu diperkuat, dari level yang ada saat ini di 2024. Dengan begitu, industri nasional memiliki daya asing yang baik di pasar domestik dan internasional.

“Upaya-upaya financial deepening juga harus ditingkatkan khususnya dengan penekanan pada inklusivitas ekonomi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper