Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak fluktiatif di rentang 7.250-7.300 pada perdagangan Kamis, (4/1/2024).
Tim riset Phintraco Sekuritas melihat tren IHSG yang tertahan di bawah resistance area 7.300-7.330 pada Rabu (3/1/2024). Adapun, saham-saham energy mengalami tekanan kekhawatiran penurunan permintaan menyusul realisasi indeks manufaktur Tiongkok, Eropa, hingga AS yang kurang memuaskan (berada di bawah 50 di Desember 2023). Sementara indeks manufaktur Tiongkok (Caixin) berada di 50.8 di Desember 2023.
Dari pola itu Stochastic RSI bergerak turun pasca membentuk death cross di overbought area. Dengan demikian, IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7.250-7.300 pada hari ini, Kamis, (4/1/2024).
“Dari dalam negeri, sentimen positif berasal dari realisasi inflasi Desember yang relatif lebih rendah dari ekspektasi. Dengan demikian, saham-saham consumer-related, seperti infrastruktur dan logistik cenderung menguat. Akan tetapi, waspadai potensi profit taking pada saham-saham tersebut,” tulis tim riset.
Tim riset Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham seperti SIDO, INKP, ULTJ, serta trading buy pada AGRO dan ARTO.
Analis Teknikal RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi mengatakan IHSG terlihat melakukan koreksi dan breakdown support garis MA5 disertai volume. Selama bertahan diatas garis MA5, maka IHSG berpeluang untuk kembali melakukan koreksi untuk menguji support garis MA20 sekaligus support bullish channel-nya.
Baca Juga
“Namun jika kembali rebound dan breakout garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali membuat Higher High [HH] level dan melanjutkan fase bullish-nya. kisaran pergerakan IHSG saat ini berada di rentang 7.200 hingga 7.300,” tulis Wafi dalam risetnya, Kamis (4/1/2024).
Wafi menjelaskan sektor yang saat ini masih menunjukkan momentum positif ada pada sektor non-cyclical, cyclical, transpotasi, kesehatan, properti, dan industrial.
Lebih lanjut, sektor yang masih menunjukkan momentum negatif ada pada sektor financials. basic material, dan infrastruktur. Adapun sektor yang menunjukkan mulai terbatasnya momentum positif adalah sektor energi termasuk saham ADRO, PTBA, PGAS, dan AKRA.
Selanjutnya, sektor yang menunjukkan mulai terbatasnya momentum negatif adalah sektor teknologi seperti GOTO, EMTK, DCII, dan BUKA. Investor disarankan agar mengurangi kepemilikan di sektor yang secara momentum negatif dan menambah kepemilikan pada sektor yang secara momentum positif.
“Untuk sektor yang secara momentum sudah bottom dapat melakukan strategi akumulasi secara berkala,” jelas Wafi.
------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.