Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) ditutup menguat 0,99% pada perdagangan akhir pekan, Jumat (22/12/2023). Alhasil selama lima hari perdagangan terakhir, saham KAEF mencatatkan lonjakan 50,99%.
Berdasarkan data RTI, pada 16.00 WIB, saham KAEF naik 0,99% atau 15 poin ke Rp1.525. Saham emiten BUMN farmasi ini bergerak di kisaran 1.450-1.735 sepanjang perdagangan hari ini.
Price to earning ratio (PER) KAEF berada di -35,88x dengan price to book value (PBVR) 1,05x, sementara kapitalisasi pasar mencapai Rp8,49 triliun.
Pergerakan saham KAEF terjadi di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di Tanah Air. Namun, di pasar modal, saham KAEF juga tersengat oleh aksi para pemegang Obligasi Wajib Konversi (OWK) perseroan yang menukarkan OWK tersebut dengan saham KAEF.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 13 Desember 2023, KAEF menerbitkan saham baru sejumlah 58.400 atau senilai Rp59,86 juta dalam rangka pelaksanaan OWK. Harga konversi 1 unit OWK adalah Rp1.025.
Berikutnya, pada 21 Desember 2023, KAEF juga menerbitkan saham baru hasil OWK sebanyak 1.000.000 atau senilai Rp1,02 miliar. Harga konversi juga sama dengan transaksi sebelumnya.
Baca Juga
Sebagai catatan, penukaran OWK ini merupakan konsekuensi dari aksi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), di mana KAEF memperoleh dana sebesar Rp315,89 miliar pada semester I/2023. Dana tersebut diserap KAEF untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, pemeliharaan alat, utilitas pabrik, riset dan penelitian.
Berdasarkan prospektus, konversi dari OWK menjadi saham biasa dapat dilakukan sejak satu hari kerja setelah tanggal penerbitan hingga sebelum tanggal jatuh tempo OWK pada 23 Februari 2028. Rasio Konversi ditetapkan 1:1.
OWK KAEF menawarkan tingkat bunga sebesar 5 persen per tahun dengan jumlah pembayaran bunga per tahun dihitung dari total nilai OWK yang dimiliki pemegang OWK dikali tingkat bunga tersebut. Bunga OWK dibayarkan setiap enam bulan sekali.
OWK dapat diperdagangkan, tetapi tidak dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun saham hasil konversi OWK akan dicatatkan pada BEI.
Holding BUMN farmasi, Bio Farma yang memiliki 4.999.999.999 saham KAEF sebelumnya telah menyatakan tidak akan melaksanakan seluruh porsi HMETD miliknya. Bio Farma mengalihkan HMETD miliknya kepada PT Akar Investasi Indonesia (AII) yang merupakan anak usaha INA dan CIZJ Limited (CIZJ) anak usaha SRF, masing-masing sebesar 146.340.000 HMETD.