Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Perkasa Rp15.492, Taruhan Besar-besaran atas Bank Sentral Global

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,06% atau 9,50 poin ke Rp15.492,50 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia bergerak variatif.
Potret wajah Mantan Presiden Sukarno dalam uang lembar Rp100.000 yang berjejer. - Bloomberg/Brent Lewin
Potret wajah Mantan Presiden Sukarno dalam uang lembar Rp100.000 yang berjejer. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini menguat dan meninggalkan level psikologis Rp15.500-an ketika pasar global bertaruh pada kebijakan bank-bank sentral dunia akan menurunkan suku bunga acuan mulai tahun depan.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (15/12/2023), nilai tukar rupiah menguat 0,06% atau 9,50 poin ke Rp15.492,50 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS terpantau melemah tipis 0,01% atau 0,01 poin ke 101,95 pada 15.15 WIB.

Seiring itu, mayoritas mata uang Asia bergerak variatif pada sore ini. Yen Jepang melemah 0,08%, dolar Singapura turun 0,05%, dan won Korea Selatan tergelincir 0,08%.

Bersama rupiah, yuan China turut menguat 0,08%, ringgit Malaysia menguat 0,12%, dolar Taiwan menguat 0,15%, dan baht Thailand terapresiasi 0,29%.

Sentimen paling berpengaruh terhadap pergerakan rupiah bersama mata uang global hari ini adalah kebijakan para bank sentral di dunia. Bank Sentral AS Federal Reserve pada Rabu (13/12/2023) mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga lebih dari yang direncanakan sebelumnya.

Di pasar keuangan, isyarat The Fed menyebabkan harga saham dan obligasi global melonjak karena pasar memperkirakan penurunan suku bunga enam perempat poin pada 2024, atau dua kali lipat dari jumlah yang diproyeksikan oleh pejabat Fed.

Mengutip Reuters, Jumat (15/12/2023), Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (14/12/2023) waktu setempat membawa kabar menyenangkan bagi pelaku pasar. Kedua bank tersebut yang mempertahankan biaya pinjaman tetap stabil, dan berjanji menjaga kondisi moneter tetap ketat selama diperlukan.

Meskipun perkiraan penurunan suku bunga sedikit berkurang setelah pertemuan ECB dan BoE, skala penurunan suku bunga tetap signifikan, dan investor terhibur oleh tanda-tanda inflasi yang turun dengan cepat.

Inflasi zona euro turun lebih besar dari perkiraan menjadi 2,4% pada bulan November, sementara di Inggris melambat menjadi 4,6% pada bulan Oktober, juga lebih rendah dari perkiraan.

Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan tekanan harga yang mendasarinya lebih moderat dari perkiraan ECB. Para pedagang sekarang memperkirakan bank sentral akan menurunkan suku bunga depositonya dari 4% menjadi sekitar 2,5% pada bulan Desember mendatang, setelah menambahkan lebih dari 50% peluang penurunan suku bunga tambahan sejak hari Kamis.

Pelaku pasar mengantisipasi penurunan suku bunga Inggris sebesar 110 bps pada tahun depan, lebih besar dibandingkan sebelum The Fed, bahkan ketika BoE memperingatkan bahwa suku bunga yang pada level tertinggi dalam 15 tahun sebesar 5,5%, akan tetap bersifat restriktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper