Bisnis.com, JAKARTA – Performa bisnis PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) diramal menunjukkan kinerja positif. Hal ini karena posisi perseroan sebagai emiten dan pemain utama pada sektor energi terbarukan dengan pertumbuhan yang stabil.
Equity Research Analyst Sucor Sekuritas Andreas Tarigan mengatakan bahwa energi panas bumi merupakan energi baru terbarukan (EBT) paling memungkinkan untuk Indonesia dalam mencapai target emisi nol bersih atau net zero emission.
Dengan kondisi tersebut, dia menilai bahwa secara jangka panjang PGEO akan diuntungkan karena merupakan memiliki kapasitas terpasang terbesar kedua. Selain itu, konsensi-konsensi panas bumi yang belum tergarap sebagian dipegang perseroan.
“Bisnis PGEO, yakni panas bumi secara overall masih banyak potensi besar yang belum dimaksimalkan. Dengan kapasitas internal mencapai 672 MW, PGEO menjadi pemain yang sangat berpotensi di sektor energi hijau yang sedang berkembang saat ini,” kata Andreas dalam keterangan yang diterima Bisnis, dikutip Selasa (12/12/2023).
Menurutnya, secara fundamental, PGEO memiliki balance sheet yang kuat. Perseroan juga menghasilkan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) margin sebesar 80%, atau lebih tinggi dibandingkan perusahaan-perusahaan lain.
Dalam riset yang dilakukan, Sucor Sekuritas memberi nilai positif terhadap pertumbuhan stabil dan margin PGEO yang tinggi. Kapasitas terpasang PGEO juga diramal tumbuh 14% CAGR dalam lima tahun mendatang, meningkatkan total kapasitas menjadi 1272 MW pada 2027.
Baca Juga
“Angka kapasitas baru itu memungkinkan perseroan untuk menghasilkan 11 milyar kWh/tahun yang merupakan 9% pangsa pasar global,” ujar Andreas.
Sementara itu, Sucor Sekuritas memperkirakan pendapatan PGEO akan mencapai US$806 juta pada 2027, bertambah 109% dari US$386 juta pada 2022. Adapun laba bersih diproyeksi mencapai US$205 juta pada 2027 atau meningkat 61% dari posisi tahun 2022.
Sucor Sekuritas juga melihat perseroan bakal mendapatkan keuntungan dari penyesuaian tarif setiap tahun. Tarif uap disesuaikan dengan tarif tetap 2% per tahun, sementara tarif listrik disesuaikan dengan menggunakan pergerakan PPI AS dan CPl AS sebagai referensi.
“Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan mengalami kenaikan tarif sebesar 4-5% per tahun. Selain itu, sudah ada perjanjian take-or-pay yang mengharuskan pembeli untuk membeli jumlah minimum produksi,” kata Andreas.
Dengan fondasi tersebut, Sucor Sekuritas melihat PGEO memiliki strategi ekspansi yang sangat baik dan pertumbuhan yang stabil. Sucor Sekuritas juga menyematkan rekomendasi beli dengan target harga berbasis discounted cash flow (DCF) di level Rp1.650.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.