Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp15.494, Dolar AS Malah Loyo

Nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level Rp15.494 pada perdagangan hari ini, Rabu (6/12/2023). Sementara itu, Indeks dolar AS terpantau melemah ke 103,90.
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (6/12/2023). Pada saat yang sama, dolar AS justru terpantau melemah.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 11 poin atau 0,07% menuju level Rp15.494 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS terpantau melemah 0,14% ke posisi 103,90.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas ditutup bervariasi. Won Korea, semisal, turun 0,13%, sedangkan Yen Jepang menguat 0,12%, dan yuan China melemah 0,13%. Adapun baht Thailand menguat 0,40%, dan ringgit Malaysia melemah 0,12%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan data JOLTs menunjukkan lowongan pekerjaan di AS menurun pada Oktober. Hal ini meningkatkan harapan sekaligus membatasi ruang The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

“Meskipun pasar yakin bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi, ketidakpastian mengenai kapan tepatnya bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga pada tahun 2024 masih menjadi faktor utama ketidakpastian,” ujarnya Rabu (6/12/2023).

Dia menilai bahwa perekonomian AS yang tetap tangguh diperkirakan menjaga inflasi tetap stabil, sementara pasar tenaga kerja mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mereda dibandingkan perkiraan.

Para pedagang memperkirakan kemungkinan lebih dari 50% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga paling cepat pada Maret 2024. Namun, bank sentral sebagian besar mempertahankan retorikanya yang lebih tinggi untuk jangka panjang.

Dari dalam negeri, tingkat inflasi pada Desember 2023 diperkirakan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah Natal dan tahun baru, sehingga secara siklus inflasi di akhir tahun cenderung naik terutama pada produk yang sifatnya bahan pangan.

Oleh karena itu, pemerintah diminta mewaspadai inflasi pangan karena Indonesia baru mengalami badai El Nino. Di samping itu, pemerintah juga perlu mewaspadai inflasi karena naiknya permintaan di tengah penyelenggaraan kampanye menuju pemilu 2024.

Ibrahim memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah pada Kamis (7/12/2023) akan tetap bergerak fluktuatif tetapi kembali ditutup menguat di rentang Rp15.460 – Rp15.550. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper