Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp15.505, Dolar AS Ikut Melempem

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, Selasa (5/12/2023).
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini, Selasa (5/12/2023). Pada saat yang sama, dolar AS juga terpantau melemah.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 42 poin atau 0,27% menuju level Rp15.505 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga melemah 0,10% ke posisi 103,60.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas ditutup melemah. Won Korea, semisal, turun 0,56%, sedangkan Yen Jepang menguat 0,31%, dan yuan China mengalami pelemahan 0,04%. Adapun baht Thailand melemah 0,10%, dan ringgit Malaysia sebesar 0,24%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan bahwa pelemahan rupiah diakibatkan antisipasi data utama nonfarm payrolls bulan November, yang akan dirilis pekan ini. Hal itu membuat pasar agak mengurangi optimisme atas penurunan suku bunga oleh The Fed.

Selain itu, harga Fed Fund berjangka menunjukkan para pedagang kini memperkirakan peluang sebesar 49% bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga pada Maret 2024, turun secara substansial dari peluang 60% yang terlihat awal minggu.

“Ketidakpastian ini juga membantu dolar kembali pulih dari posisi terendah baru-baru ini,” ujar Ibrahim dalam publikasi riset harian, Selasa (5/12/2023).

Di Asia, sebuah survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa China tumbuh lebih besar dari perkiraan bulan November, atau terjadi hanya beberapa hari setelah survei menunjukkan ketahanan yang tidak terduga di sektor manufaktur.

Dari dalam negeri, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9% pada 2023.

Pada 29 November 2023, OECD melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mengalami peningkatan, dari yang sebelumnya sebesar 4,7% kini diproyeksikan menjadi 4,9%.

Sementara itu, untuk tahun 2024, OECD juga meningkatkan proyeksinya dari yang sebesar 5,1% menjadi 5,2% untuk tahun depan. Adapun tahun 2025 juga diproyeksikan sebesar 5,2%. 

Dalam laporannya, OECD menuturkan Indonesia akan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan stabil. Didukung dengan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik dan inflasi lebih rendah. Sentimen investor juga diproyeksikan mendukung konsumsi dan investasi.

Ibrahim memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah pada Rabu (6/12/2023) akan tetap bergerak fluktuatif tetapi kembali ditutup melemah di rentang Rp15.480 – Rp15.550. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper