Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Perkasa di Asia, Menguat ke Level Rp15.488 per Dolar AS

Mata uang rupiah dibuka menguat ke level Rp15.488 di hadapan dolar AS pada tengah pekan ini, Rabu (6/12/223). Rupiah perkasa bermasa 3 mata uang Asia lainnya.
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka menguat di hadapan greenback pada tengah pekan ini, Rabu (6/12/223). Rupiah dibuka perkasa bersama tiga mata uang Asia lainnya.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,11% atau 16,5 poin ke level Rp15.488,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS turun 0,09% ke level 103,9.

Mata uang Asia lainnya yang menguat bersama rupiah hari ini adalah dolar Hong Kong yang naik 0,04%, dolar Singapura naik 0,03%, dan baht Thailand naik 0,03%.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya melemah seperti yen Jepang turun 0,07%, won Korea Selatan turun 0,10%, dan yuan China turun0,14%.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan bahwa pelemahan rupiah diakibatkan antisipasi data utama nonfarm payrolls bulan November, yang akan dirilis pekan ini. Hal itu membuat pasar agak mengurangi optimisme atas penurunan suku bunga oleh The Fed.

Selain itu, harga Fed Fund berjangka menunjukkan para pedagang kini memperkirakan peluang sebesar 49% bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga pada Maret 2024, turun secara substansial dari peluang 60% yang terlihat awal minggu.

“Ketidakpastian ini juga membantu dolar kembali pulih dari posisi terendah baru-baru ini,” ujar Ibrahim dalam riset hariannya, Selasa (5/12/2023).

Dari dalam negeri, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9% pada 2023.

Pada 29 November 2023, OECD melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mengalami peningkatan, dari yang sebelumnya sebesar 4,7% kini diproyeksikan menjadi 4,9%.

Sementara itu, untuk tahun 2024, OECD juga meningkatkan proyeksinya dari yang sebesar 5,1% menjadi 5,2% untuk tahun depan. Adapun tahun 2025 juga diproyeksikan sebesar 5,2%.

Dalam laporannya, OECD menuturkan Indonesia akan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan stabil. Didukung dengan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik dan inflasi lebih rendah. Sentimen investor juga diproyeksikan mendukung konsumsi dan investasi.

Ibrahim memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini, Rabu (6/12/2023) akan tetap bergerak fluktuatif tetapi kembali ditutup melemah di rentang Rp15.480–Rp15.550.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper