Bisnis.com, JAKARTA – Selama belum ada katalis penguat nilai tukar, rupiah berisiko mengalami pelemahan terhadap dolar AS pada hari ini, Rabu (6/12/2023).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada perdagangan kemarin, Selasa (5/12/2023). Pada saat yang sama, dolar AS juga terpantau melemah.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 42 poin atau 0,27% menuju level Rp15.505 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga melemah 0,10% ke posisi 103,60.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas ditutup melemah. Won Korea, semisal, turun 0,56%, sedangkan Yen Jepang menguat 0,31%, dan yuan China mengalami pelemahan 0,04%. Adapun baht Thailand melemah 0,10%, dan ringgit Malaysia sebesar 0,24%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah hari ini masih fluktuatif tetapi dengan potensi kembali ditutup melemah pada rentang Rp15.480 – Rp15.550.
Menurutnya pelemahan rupiah diakibatkan antisipasi data utama nonfarm payrolls bulan November, yang akan dirilis pekan ini. Hal itu membuat pasar agak mengurangi optimisme atas penurunan suku bunga oleh The Fed.
Baca Juga
Selain itu, harga Fed Fund berjangka menunjukkan para pedagang kini memperkirakan peluang sebesar 49% bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga pada Maret 2024, turun secara substansial dari peluang 60% yang terlihat awal minggu.
“Ketidakpastian ini juga membantu dolar kembali pulih dari posisi terendah baru-baru ini,” ujar Ibrahim dalam publikasi riset harian, Selasa (5/12/2023).
Di Asia, sebuah survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa China tumbuh lebih besar dari perkiraan bulan November, atau terjadi hanya beberapa hari setelah survei menunjukkan ketahanan yang tidak terduga di sektor manufaktur.
Dari dalam negeri, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,9% pada 2023.
Pada 29 November 2023, OECD melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mengalami peningkatan, dari yang sebelumnya sebesar 4,7% kini diproyeksikan menjadi 4,9%.
Sementara itu, untuk tahun 2024, OECD juga meningkatkan proyeksinya dari yang sebesar 5,1% menjadi 5,2% untuk tahun depan. Adapun tahun 2025 juga diproyeksikan sebesar 5,2%.
Dalam laporannya, OECD menuturkan Indonesia akan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan stabil. Didukung dengan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik dan inflasi lebih rendah. Sentimen investor juga diproyeksikan mendukung konsumsi dan investasi.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada pukul 11.09 WIB menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp15.489 dan harga jual sebesar Rp15.509 berdasarkan e-rate.
Lalu, berdasarkan bank notes, BCA pada pukul 08.04 WIB menetapkan harga beli sebesar Rp15.320 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp15.620 per dolar AS.
Kurs Beli (Rp) Jual (Rp)
TT Counter 15.320 15.620
E Rate 15.489 15.509
Bank Notes 15.320 15.620
- Kurs Jual Beli Dolar AS di BRI Hari Ini
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menetapkan harga beli dan harga jual dolar AS pada pukul 10.50 WIB masing-masing sebesar Rp15.499 dan Rp15.519 untuk e-rate.
Kemudian BRI menetapkan harga beli TT counter sebesar Rp15.295 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp15.745 per dolar AS.
Kurs Beli (Rp) Jual (Rp)
TT Counter 15.295 15.745
E Rate 15.499 15.519
Mata uang rupiah dibuka menguat di hadapan greenback pada tengah pekan ini, Rabu (6/12/223). Rupiah dibuka perkasa bersama tiga mata uang Asia lainnya.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,11% atau 16,5 poin ke level Rp15.488,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS turun 0,09% ke level 103,9.
Mata uang Asia lainnya yang menguat bersama rupiah hari ini adalah dolar Hong Kong yang naik 0,04%, dolar Singapura naik 0,03%, dan baht Thailand naik 0,03%.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya melemah seperti yen Jepang turun 0,07%, won Korea Selatan turun 0,10%, dan yuan China turun0,14%.