Bisnis.com, JAKARTA – Emiten afiliasi TP Rachmat dan Garibaldy ‘Boy’ Thohir PT Essa Industries Indonesia Tbk. (ESSA) optimistis harga amonia akan membaik seiring dengan harga komoditas yang melambung.
Presiden Direktur Essa Industries Indonesia Kanishk Laroya meramalkan bahwa harga amonia akan bertahan pada tingkat yang tinggi, dibandingkan dengan kondisi pada kuartal III/2023. Kenaikan harga ini seiring dengan kenaikan harga komoditas yang terjadi sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
“ESSA memperkirakan harga amonia akan tetap pada tingkat yang tinggi dibandingkan pada kuartal III/2023,” katanya dalam paparan publik, Rabu (6/12/2023).
Kanishk menegaskan komitmen ESSA untuk secara konsisten memprioritaskan pengurangan biaya yang terkendali dan peningkatan keunggulan operasional sebagai strategi utama. ESSA juga tidak memiliki rencana untuk menghentikan operasional pabrik pada 2024, dengan proyeksi pencapaian produksi yang lebih tinggi pada tahun depan.
Pasokan amonia diperkirakan akan tetap terbatas hingga akhir tahun 2023, dan ESSA memproyeksikan peningkatan permintaan pada 2024.
“Namun, situasi ini masih sangat tergantung pada perkembangan ekonomi di China,” katanya.
Baca Juga
Sementara itu, proyek blue amonia sedang dalam tahap studi kelayakan. ESSA menargetkan fase kedua ini selesai pada kuartal IV/2024.
Setelah itu, ESSA berharap dapat memulai proses Final Investment Decision (FID) pada kuartal I/2025. Dengan FID ini, ESSA optimistis bahwa proyek Blue Ammonia ini akan dapat beroperasi pada kuartal II/2027.
Proyek Blue Ammonia ini akan memakan nilai investasi antara US$100 juta hingga US$150 juta. Kanishk mengatakan detail biaya proyek ini akan lebih jelas setelah selesainya fase kedua.
Saat ini, ESSA sedang dalam proses untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek ini. Setelah fase kedua selesai, ESSA akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang biaya proyek, sehingga bisa berlanjut dengan pemilihan kontraktor yang tepat.