.jpg){kind=small}
Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak telah stabil dengan adanya tanda-tanda peningkatan stok di Amerika Serikat (AS) menjelang pertemuan OPEC+ mengenai pasokan pada akhir pekan.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (22/11/2023), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 melemah -0,23% atau -0,18 poin menjadi US$77,59 per barel pada pukul 14.06 WIB.
Kemudian, harga minyak Brent kontrak Januari 2024 melemah -0,23% atau -0,19 poin ke US$82,26 per barel.
Menurut laporan Oilprice.com, American Petroleum Institute mengatakan persediaan nasional meningkat sebesar 9,05 juta barel pada minggu lalu. Persediaan di Cushing juga meningkat. Secara terpisah, AlphaBBL menandai perluasan di pusat utama Oklahoma.
Minyak mentah telah terpukul dalam beberapa minggu terakhir oleh indikasi bahwa pasokan non-OPEC meningkat. Hal ini mendorong spekulasi bahwa OPEC dan sekutunya akan memangkas produksi lebih lagi.
Citigroup Inc. memperkirakan kemungkinan pengurangan lebih lanjut sebesar satu banding lima, sementara Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan peluangnya adalah satu banding tiga.
Baca Juga
Kepala Ekonomi dan Strategi Asia di Mizuho Bank Ltd, Vishnu Varathan, menuturkan bahwa OPEC+ kemungkinan akan memberi sinyal bias pengetatan.
"Dengan produksi AS yang meningkat untuk kuartal keempat, dan sanksi Venezuela yang mereda, peningkatan pasokan tidak akan cocok dengan kelompok ini," tuturnya.
Analis Goldman Sachs termasuk Daan Struyven dalam catatannya mengatakan Pemangkasan kolektif tambahan oleh OPEC+ akan menaikkan harga beberapa dolar. Mereka juga memperingatkan bahwa hasil seperti itu bukanlah kasus dasar mereka.
Time spread yang diawasi secara luas menunjukkan pasar yang melemah, dengan selisih antara dua kontrak terdekat untuk Brent dan WTI dalam pola contango yang bearish. Perbedaan harga segera untuk Brent adalah 3 sen per barel dalam kondisi contango, dibandingkan dengan lebih dari $1 per barel dalam struktur backwardation yang bullish sebulan yang lalu.
Di Timur Tengah, kabinet Israel dan Hamas menyetujui kesepakatan yang akan membebaskan puluhan tawanan dari Gaza sebagai imbalan untuk jeda empat hari dalam pertempuran dan pembebasan sejumlah tawanan Palestina. Ini adalah jeda pertama dalam konflik yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
