Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Komoditas Global yang Perlu Dipantau Pekan Ini: Minyak Mentah hingga Pangan

Berikut daftar 5 komoditas yang perlu diperhatikan seminggu ke depan, Senin (20/11).
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan harga sejumlah komoditas diproyeksi menjadi perhatian pelaku pasar pada pekan ini, mulai dari minyak mentah, tembaga, hingga komoditas pangan.

Terdapat berbagai pandangan dalam prospek minyak sehingga memicu perdebatan menjelang pertemuan OPEC+ pada akhir pekan terakhir November 2023. Kemudian, China dan AS sepakat untuk meningkatkan upaya bersama dalam mengatasi perubahan iklim menjelang pertemuan penting PBB. 

Kemudian, perdagangan tembaga diperkirakan mengalami prospek yang goyah pada 2024 dan kakao yang melonjak. Adapun, pertemuan di Inggris akan menyoroti ketahanan pangan ketika  ratusan juta orang di seluruh dunia menderita kekurangan gizi. 

Secara rincinya, berikut lima grafik kunci yang dapat Anda perhatikan dalam pasar komoditas global minggu ini, yang dikutip dari Bloomberg, Senin (20/11/23).

5 Komoditas Global yang Perlu Dipantau Pekan Ini

1. Minyak mentah

Sinyal bahwa pasar minyak tidak akan seketat yang diperkirakan mulai muncul, tepat ketika OPEC dan sekutunya bersoap berkumpul di Wina pada minggu depan. 

Laporan bulanan terbaru dari Badan Energi Internasional (IEA) mengantisipasi kekurangan pasokan sekitar 30% lebih kecil daripada dari perkiraan sebelumnya, didukung oleh pertumbuhan produksi yang kuat di Amerika Serikat (AS) dan Brasil. 

IEA kemudian juga melihat permintaan melebihi pasokan sekitar 900.000 barel per hari, berbeda dengan analis OPEC yang memperkirakan kekurangan 3 juta barel per harinya. 

Di sisi suplai, data badan informasi energi AS (EIA) minggu lalu menunjukkan peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah AS yang mengangkat stok ke level tertinggi sejak Agustus 2023.

2. Karbon 

Dua negara penghasil polusi terbesar di dunia, AS dan China, berjanji untuk menghidupkan kembali kolaborasi dalam perubahan iklim sebelum pembicaraan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Dunia yang dibuka akhir bulan ini. 

Agenda utama dalam pertemuan iklim COP28  adalah penilaian global terhadap upaya memenuhi Perjanjian Paris 2015, yakni menjaga pemanasan global jauh di bawah 2C dan berupaya mencapai 1,5C. 

Diperkirakan akan disimpulkan bahwa negara-negara belum cukup melakukan untuk mencapai target Paris dan perlu berkomitmen pada target yang lebih ambisius pada 2025. 

3. Tembaga

Pasar tembaga global memberikan peringatan jelas mengenai prospek yang goyah untuk tahun depan, dengan pola harga yang diawasi ketat semakin melebar, sebagai tanda pasokan yang cukup cepat dari komoditas yang menjadi acuan ini.

Harga tunai metal diperdagangkan lebih rendah US$98,80 per metrik ton terhadap kontrak berjangka tiga bulan di London Metal Exchange pada Jumat lalu (17/11) merupakan selisih terlebar pada basis penutupan dalam data sejak tahun 1990-an. Struktur tersebut yang dikenal sebagai contango menunjukkan bahwa ada cukup logam untuk memenuhi permintaan segera.

Pada acara industri besar di Shanghai minggu lalu, sentimen untuk tahun 2024 beragam dengan banyak pelaku pasar memperkirakan surplus logam olahan yang tumbuh meskipun produksi dari tambang sedang tertekan.

4. Kakao

Kakao di New York diperdagangkan di sekitar level tertinggi dalam 45 tahun terakhir, karena pasar global memasuki tahun ketiga kekurangan bahan baku utama pembuatan cokelat. 

Awal panen di Pantai Gading dan Ghana, produsen kakao terbesar, melambat dibandingkan dengan musim lalu, meningkatkan kekhawatiran akan kekurangan pasokan dan mendorong kenaikan harga. 

Harga yang tinggi memberikan dukungan bagi produsen terbesar di Amerika Latin, yaitu Ekuador, dalam upayanya untuk mengungguli Ghana sebagai produsen kedua terbesar.

5. Keamanan Pangan

Krisis yang semakin dalam seputar akses ke makanan kemungkinan akan menjadi topik utama bagi para peserta KTT Ketahanan Pangan Global pada hari Senin (20/11) di London. 

Pertemuan ini terjadi ketika produk-produk pertanian terpengaruh oleh dampak kekeringan, perang Rusia yang berkepanjangan di Ukraina, gangguan rantai suplai, dan kekurangan panen, yang berkontribusi pada kenaikan harga-harga pangan di seluruh dunia. 

Menurut lembaga-lembaga PBB, sekitar 735 juta orang atau 9,2% dari populasi global mengalami kekurangan gizi pada 2022, sehingga dunia masih jauh dari target untuk memberantas kelaparan pada akhir dekade ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper