Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Menguat di Tengah Penantian Pertemuan OPEC+

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2023 menguat 0,79% atau 0,60 poin ke level US$76,49 per dolar AS.
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg
Kilang minyak Petroleos de Venezuela SA (PDVSA) Amuay di Kompleks Kilang Paraguana di Punto Fijo, Negara Bagian Falcon, Venezuela, pada hari Sabtu, 19 Agustus 2023./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah naik tipis lantaran investor menantikan pertemuan OPEC+ mengenai kebijakan pasokan yang akan mempengaruhi keseimbangan pasar pada 2024. Melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) juga membuat komoditas ini menjadi lebih menarik. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Desember 2023 menguat 0,79% atau 0,60 poin ke level US$76,49 per dolar AS pada pukul 13.59 WIB. Sementara itu, minyak patokan Brent kontrak Januari 2024 menguat 0,76% atau 0,61 poin di level US$81,22 pada pukul 14.07 WIB.

Harga minyak mentah WTI diperdagangkan lebih dari US$76 per barel setelah mengalami pergerakan yang fluktuatif. Kemudian, minyak mentah Brent naik di atas US$81 per barel setelah naik lebih dari 4% pada Jumat (17/11) menyusul penurunan yang sama besarnya pada hari sebelumnya. 

Organisasi negara-negara pengekspor minyak yakni OPEC dan sekutunya dijadwalkan bertemu pada akhir pekan untuk meninjau pasar minyak mentah global dan memutuskan prioritas menjelang tahun baru. 

Dengan harga yang lebih rendah sepanjang tahun ini, setelah mengalami penurunan selama empat minggu, terdapat spekulasi bahwa pembatasan pasokan akan diperpanjang. 

“Kami terus memperkirakan bahwa Arab Saudi dan Rusia akan melanjutkan pemotongan sukarela tambahan mereka hingga awal tahun 2024,” jelas kepala strategi komoditas untuk ING Groep NV, Warren Patterson. Namun, menurutnya, masih kurang jelas apakah OPEC+ akan melakukan pengurangan lebih lanjut.

Harga minyak mentah telah menghadapi tantangan selama sebulan terakhir karena premi risiko perang yang ditimbulkan oleh perang Israel-Hamas, dan adanya kekhawatiran yang meningkat terhadap pasokan yang melimpah, termasuk dari negara-negara non-OPEC+.

Kemudian, dengan membengkaknya persediaan di AS dan rentang waktu yang menandakan kondisi yang lebih lemah, dana lindung nilai memangkas taruhan mereka pada minyak menjadi yang paling tidak bullish dalam 20 minggu.

Minyak mentah sendiri mendapatkan dorongan tambahan dari melemahnya dolar AS. Indeks dolar menurut Bloomberg juga menurun 0,3%, menuju penutupan terendah sejak akhir Agustus 2023. Hal ini membuat komoditas lebih menarik bagi sebagian besar pembeli di luar negeri. 

Di lain sisi, di Timur Tengah, perhatian terfokus pada risiko pengiriman setelah kapal yang disewa Jepang disita di Laut Merah oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran. 

Perusahaan Tokyo, Nippon Yusen KK, mengatakan bahwa sebuah kapal pengangkut kendaraan, Galaxy Leader, disita di bagian selatan jalur air tersebut pada Minggu (19/11). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper